Jumat, 26 Agustus 2011

Pesona Lampu Colok Malam 27 Ramadhan, Tempat Objek Wisata Lokal




BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-Malam 27 puasa atau malam 27 ramadhan di ibukota negeri seribu kubah, Bagansiapiapi dipenuhi dengan lampu colok. Tradisi pemasangan lampu colok ini memang sudah ada sejak tempo dulu di setiap tahun. Tiga hari hendak lebaran masyarakat melayu di kabupaten Rokan Hilir memasang lampu colok di setiap rumah dan kampung. Karena tempo dulu di kota Bagansiapiapi tidak ada lampu listrik yang menerangi kota.

Kegiatan tradisi tahunan bagi masyarakat melayu di kota Bagansiapiapi khususnya dan kabupaten Rokan Hilir pada umumnya ini mengundang perhatian warga masyarakat. Bahkan keindahan berbagai bentuk api lampu colok diperlombakan di setiap tahun tersebut dapat menyedot tempat berkumpulnya warga masyarakat untuk melihat dan mengabadikan moment di setiap 27 ramadhan hingga malam lebaran itu.

“Pemasangan lampu colok ini sudah rutin setiap jelang lebaran kita buat. Gapura ini hasil dana partisipasi masyarakat. Konon ceritanya jika malam 27 ramadhan hingga malam lebaran di penuhi lampu colok ini lebih cantik agar malaikat turun melihat keindahan malam ramadhan,”tutur Herman salah satu warga masyarakat kepada KABARROHIL ketika ditemui, Jumat malam (26/8).

Lampu colok atau lampu pelita bahkan lampu obor merupakan tradisi biasa dipergunakan oleh warga masyarakat pedesaan untuk menerangi perkampungan dan desa mereka. Bahan lampu colok ini perbagai macam, ada yang terbuat dari kaleng minuman ringan, ada juga yang terbuat dari bambu, bahkan ada juga yang terbuat dari botol yang diberikan sumbu. Bahan bakar untuk colok ini adalah minyak tanah. Bahkan lampu colok ini bisa di modifikasi sehingga menyala dengan kedap-kedip yang di tutupi oleh bahan plastik bekas sabun yang berwarna-warni sehingga menmbah keindahan lampu tersebut.

Gapura dibentuk sedemikian rupa yang dipenuhi ribuan lampu colok tersebut membentuk mozaik api yang dapat mempesona perhatian warga masyarakat. Di kota Bagansiapiapi pelbagai macam bentuk gapura tersebut menghiasi setiap kampung. Warga masyarakat ikut partisipasi dengan dana patungan untuk membuat gapura di setiap kampungnya.

“Hal ini sudah biasa dilakukan oleh masyarakat sehingga dianggap wajib untuk memasang lampu colok di setiap rumah dan kampung pada malam 27 puasa,”pungkas Herman. (andi wrc)