BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-Di
intruksikan kepada para guru agama islam melalui kepala sekolah untuk semua
jenjang pendidikan agar para peserta didik (murid/siswa,red) diwajibkan untuk
melaksanakan kegiatan sholat tarawih maupun tausiyah di rumah ibadah baik
mesjid maupun musholla terdekat. Demikian ditegaskan oleh Kadisdik Rokan Hilr
(Rohil) Drs Surya Arfan,Msi ketika dihubungi KABARROHIL melalui
ponselnya di Bagansiapiapi, Minggu (22/7).
“Untuk jenjang Sekolah
Dasar atau MI khusus siswa kelas IV hingga kelas VI,”ujarnya.
Dikatakannya, sebagai
bukti kehadiran siswa mengikuti kegiatan tersebut di musholla atau di mesjid
maka peserta didik dibekali dengan buku Amaliyah Ramadhan. Lanjutnya buku
tersebut untuk diisi dengan pelbagai kegiatan ibadah selama bulan Ramadhan.
“Buku tersebut
ditanda-tangani oleh orang tua murid/siswa dan pengurus mesjid/mushalla,”tuturnya.
Disebut kadisdik ini, agar
tidak membebani para siswa/murid atau peserta didik maka tidak diharuskan
dengan menggunakan buku cetak namun buku tulis biasa juga bias dengan membuat
format sesuai kebutuhan. Lanjutnya menegaskan aktifitas tersebut juga berlaku
jikalau dilakukan kegiatan tadarus dengan keluarga dirumah.
“Oleh sebab itu kami
mengharapkan kerjasama untuk pengurus mesjid atau mushalla,”terangnya.
Kemudian itu, kepada
pengurus mesjid atau musholla agar dapat memberikan pengertian kepada anak-anak
jikalau dalam mendengarkan isi ceramah agak sedikit ribut. Oleh sebab itu
diharapkan kadisdik ini agar anak-anak tersebut janganlah disuruh pulang atau
diusir karena tingkah lakunya itu.
“Namanya saja masih taraf
anak-anak yang masih mencari jati diri. Oleh sebab itu tinggal bagaimana kita
saja untuk mengendalikan melalui pengawasan masing-masing orang tua dan guru
agama,”katanya.
Dia menjelaskan bahwa
kegiatan ini merupakan salah satu bentuk wujud nyata pendidikan karakter bangsa
terhadap pengamalan agama atau sila pertama dari Pancasila. Karena pendidikan ,
disebutnya merupakan karakter bangsa yang tidak harus diberikan di bidang study
khusus saja. Lanjutnya mengatakan tingkah laku dan karakter keseharian siswa
sudah merupakan pembinaan karakter bangsa untuk menangkal dan membentengi
akibat pengaruh globalisasi baik itu IT, narkoba, miras maupun penyakit
masyarakat lainnya.
“Para peserta didik harus
dibekali dengan pengalaman
agama,”pungkasnya. (andi krc)