Jumat, 13 Januari 2012

Bupati Rohil H.Annas Maamun berharap SMP Negeri 2 pindah lokasi

Orang nomor satu di Rohil bakal mendirikan PAUD di KPL. Bupati kabupaten Rokan Hilir H.Annas Maamun juga menata lokasi sekolah agar ditempatkan di lokasi nyaman saat proses belajar mengajar.

BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-Di kampung KPL (kampong Ponuh Lalek,red) kepenghuluan Bagan Punak pesisir Bagansiapiapi bakal didirikan PAUD. Hal ini karena di daerah tersebut belum ada PAUD yang dapat memberikan pendidikan anak usia dini. Penegasan ini disampaikan oleh Bupati kabupaten Rokan Hilir, H.Annas Maamun ketika dihubungi KABARROHIL , jumat (13/1).

“Kita akan programkan didirikan PAUD di daerah KPL,”tuturnya.

Dikatakannya, selain mendirikan tempat pendidikan anak usia dini juga membuat program pendidikan penyuluhan dan ceramah agama bagi orang tua. Hal ini disebut orang nomor satu di Rohil ini bahwa memberikan pendidikan anak sejak dini juga harus seiring dengan pembimbingan orang tua anak.

H.Annas Maamun mengatakan  pada tahun ini di programkan dana anggran untuk pemukiman dan wilayah di daerah warga masyarakat miskin, kumuh, dan atau  dianggap kurang dalam melakukan pedidikan agama.

Disisi lain, orang nomor satu di Rohil ini juga mengatakan akan menata lokasi tempat pendidikan yang bagus agar  nyaman dalam proses belajar dan mengajar. Terutama disebutnya terlebih dahulu penataan tempat dan lokasi sekolah di daerah Bagansiapiapi kecamatan Bangko. Dikatakannya ada beberapa sekolah dipindahkan karena sudah tidak sesuai lagi untuk prses belajar mengajar.

“Tahun ini SMP Negeri 2 akan dipindahkan agar bebas dari lingkungan tak nyaman sehingga di lokasi sekolah yang baru tersebut proses belajar dan mengajar menjadi lebih bagus,”pungkasnya.

Informasi yang didapat dan dihimpum Lokasi SMP Negeri 2 Bagansiapiapi saat ini di jalan pelabuhan Hulu. Sekolah proses belajar mengajar tersebut berdekatan dengan sungai yang digunakan sebagai bongkar muat hasil laut. Selain itu di sekolah tersebut juga berdekatan dengan pasar sehingga anak dalam  belajar dapat mencium bau semerbak ikan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar. (andi krc)

Konversi minyak tanah ke bahan bakar gas di Rohil belum mencapai 80 persen


Penyaluran tabung gas beserta kelengkapannya masih belum seratus persen kelar di daerah Rokan Hilir. Oleh sebab itu diharapkan Disperindag Rohil agar pertamina jangan menarik bantuan minyak tanah (mitan) Rokan Hilir.


BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-konversi miyak tanah ke LPG di daerah Rokan Hilir (Rohil) masih belum kelar 100 persen. Hal ini disebabkan masih ada kurang kelengkapan pendistribusian alat-alat yang disalurkan kemasyarakat, seperti di daerah kecamatan Bangko, kecamatan Sinaboi dan kecamatan Pasir Limau Kapas.. Penegasan ini diungkap oleh Kadis Perindag Rokan Hilir, H.Ahmad Kurnia ketika dihubungi KABARROHIL, Jumat (13/1).


“Konversi minyak tanah ke LPG masih belum selesai,”tuturnya.


Dijelaskannya, penyaluran gas ke masyarakat belum selesai karena dalam penyaluran tersebut masih ada terdapat masyarakat memiliki tabung gas tetapi kompornya belum ada. Ada juga masyarakat sudah memiliki tabung dan kompornya namun regulatornya belum dimiliki. Bahkan disebut kadis perindag ini ada juga yang menerima dalam keadaan rusak yang masih menunggu penggantinya.


Dia mengatakan sudah melakukan rapat dengan Pertamina Pekanbaru beberapa waktu lalu untuk mempertimbangkan agar jangan menarik dahulu bantuan minyak tanah (mitan) keseluruhan ke daerah Rokan Hilir.


“Untuk menentukan kuota provinsi, daerah Rokan Hilir 75 persen di tarik. Makanya di tahun 2011 lalu kita mengusulkan ditambahkan untuk penerangan. Namun sampai saat ini masih belum ada jawaban dari pihak pertamina,”katanya.


Oleh sebab itu, disebutnya hasil apakah ada penambahan dan berapa peambahannya dan juga apakah ada penurunan dan berapa penurunannya belum bisa diketahui. Dijelaskannya dengan adanya penyaluran gas LPG sebesar 79 persen tentunya ada mitan yang ditarik. Namun disebutnya kuota tersebut belum diketahui olehnya. Dikatakannya konversi di daerah Rokan Hilir tidak sampai 100 persen karena masih banyak warga masyarakat masih takut menggunakan gas.


“konversi mitan ke bahan bakar gas di daerah Rokan Hilir tidak sampai 80 persen. Karena masih banyak warga masyarakat masih takut menggunakan gas,”pungkasnya.(andi krc)