BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-13
warga kepenghuluan penipahan darat kecamatan Pasir limau kapas (Palika) dari 14
pekerja pembersih sarang wallet di Penipahan diduga keracunan. 7 orang mereka
tersebut bekerja di pengolahan sarang burung wallet Ku Butik di jalan Bhakti
Penipahan dan 6 orang bekerja di pengolahan sarang burung wallet pemilik Herna
jalan gereja Penipahan. Demikian dikatakan oleh penghulu penipahan darat Mustar
Ali ketika ditemui KABARROHIL di RSUD Dr Pratomo jalan Pahlawan bagansiapiapi,
Selasa (3/4).
Disebut Penghulu Mustar Ali bahwa
ketiga belas warganya yang dirujuk ke RSUD Dr Pratomo bagansiapiapi tersebut
adalah Lisna, Yayuk Lestari, Vera Syamsiah, Yuyun, Seruni, Rahimi, Kibah, Srik,
Desi, Ema, Ratna, Marsela, dan Limah. Mereka tersebut merupakan warga
kepenghuluan penipahan darat yang berumur antara 18 hingga 21 tahun. Bahkan, disebut penghulu masih ada yang di
jenjang sekolah di kelas dua SMA. Sedangkan satu setelah dirawat di puskesmas
penipahan sudah membaik dan tidak ikut rujukan di RSUD Bagansiapiapi.
Dikatakan penghulu Mustar Ali,
dari surat keterangan puskesmas penipahan mereka tersebut berdasarkan hasil analisa sementara mengalami mencret, nyeri,
kepala, mual, muntah, lemah, sesak nafas, dengan diagnosa sementara keracunan
senyawa hidrokarbon. Hal tersebut berdasarkan surat keterangan yang
ditunjukkannya kepada KABARROHIL dari hasil sementara dr Netti Juliana.
Menurut Penghulu bahwa enam orang
mengalami keadaan tersebut pada hari minggu kemaren (1/4,red). Keenam orang
tersebut di larikan ke puskesmas penipahan. Kemudian pada hari Selasa semalam
(2/4,red) mengalami hal yang sama sebanyak tujuh orang warganya juga kemudian
dilarikan ke puskesmas Panipahan. Karena mengalami keadaan yang mengkuatirkan
maka penghulu Mustar Ali mengatakan membicarakannya dengan pemilik atau
pengelola pembersih sarang burung wallet tersebut agar di rujuk ke
Bagansiapiapi. Akhirnya pengelola tersebut menyetujuinya dan pada pagi tadi
Selasa (3/4,red) mencarikan kapal untuk membawa warga yang diduga keracunan
tersebut ke Bagansiapiapi.
Dikatakan penghulu Mustar Ali,
menurut salah satu pegawai yang
membersihkan sarang burung wallet ini bahwa sarang burung wallet yang dibersihkan
lain dari biasanya. Disebut penghulu seperti dituturkan salah satu pekerja
tersebut bahwa sarang wallet yang dibersihkan ketika akhirnya terjadi keadaan
demikian sangat Lembut dan mudah mencabutnya dimana biasanya agak sulit.
Menjawab KABARROHIL, anggota DPRD
Rohil daerah pemilihan Penipahan Bahtiar yang juga hadir untuk melihat para
warga penipahan darat tersebut merasa prihatin. Dia merasa prihatin yang
menimpa warga daerah pemilihannya mengalami hal tersebut. Oleh sebab itu
diharapkannya agar hal ini diselidiki hingga tuntas agar dapat di diagnose
apakah perbuatan tersebut disengaja atau
tidak. Diharapkan, oleh anggota DPRD
Rohil ini agar pihak berwajib memanggil pemilik agar dimintai keterangan untuk
menyelidiki sehingga tidak ada korban lagi berikutnya.
"Kita mengharapkan sipengelola
atau pemilik usaha pembersih sarang burung wallet tersebut diperiksa. Karena
hal ini apakah wabah penyakit atau bahan kimia untuk membersihkan sarang burung
wallet tersebut. Oleh sebab itu diminta para petugas yang berwajib agar
mengecek dan menyelidik para pengelola tersebut. Kemudian itu diharapkan para
home industri pembersih sarang burung wallet harus mempunyai ijin dalam
pengelolaan untuk mempekerjakan karyawannya dengan peralatan
pengamanan,”ujarnya.
Informasi yang dihimpun dan
didapat, salah satu pekerja yang tidak
mengalami keadaan tersebut bernama Erni dan
telah bekerja selama 2 (dua) tahun. Keterangan yang didapat ada sebanyak empat orang yang tidak mengalami
keadaan diduga keracunan itu. Sedangkan informasi yang di dapat dari keterangan
pekerja bahwa barang atau bahan kimia pembersih
tersebut yang lain dari biasanya itu diduga dari Malaysia. (andi krc)