BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL:-Nelayan pencari kerang atau pengarut kerang kecil Bagansiapiapi merasa
miris. Penghasilan tangkapan kerang saat ini sudah semakin berkurang. Hal ini
karena masih berkeliarannya penangkap kerang dengan peralatan solome berasal
dari daerah Sumatera Utara berkeliaran menggarut kerang di perairan Rokan
Hilir. Demikian disampaikan salah satu nelayan Junaidi kepada KABARROHIL
ketika ditemui di pelabuhan sungai di kepenghuluan Bagan Punak Pesisir, Sabtu
(14/4) kemaren.
Disebut Junaidi, keberadaan nelayan asal Sumatera Utara dengan menggunakan
peralatan tangkap pukat Solome yang beroperasi menangkap kerang di perairan
Rohil membuat rekan-rekannya resah bahkan kewalahan mencari kerang di perairan
Rohil. Disebutnya, hal ini mengakibatkan penghasilan tangkap mereka drastis
berkurang dari biasanya.
Dijelaskan Junaidi, sebelumnya mereka menggaruk kerang tradisional
menghasilkan tangkap kerang sehari bisa mencapai delapan karung yang dapat
menghidupi sanak-keluarga mereka. Namun saat ini disebutnya sangat miris sekali,
setelah keberadaan nelayan Solome di perairan Rohil mereka hanya menghasilkan
kerang sebanyak tiga karung sehari. Bahkan pernah dirasakannya mendapat kerang
sehari dengan membawa 60 kilogram kerang saja. Oleh sebab itu diharapkannya
Dinas Perikanan dan Kelautan Rokan Hilir dapat mengatasi hal ini dengan selalu
melakukan patroli d laut untuk menangkap nelayan yang menggunakan peralatan
pukat solome yang dilarang itu.
”Kami ado masalah sedikit dalam penghasilan kerang karena adonyo nelayan
Solome dari Sumut menangkok korang di perairan Rohil. Akibatnyo, biasonyo kami
dapek korang 8 goni kiniko hanyo dapek korang 3 goni, bahkan ponah dapek korang
60 kilo sajo. Diharapkan agar kami dapek hidup bertahan untuk makan sanak
pamili. Oleh sebab itu diminta agar Dinas Perikanan dan kelautan dapek patroli
untuk menangkok kapal dengan peralatan Solome yang dilarang itu,”ujarnya.
Sementara itu, kepala Dinas
Perikanan dan Kelautan Ir Amrizal ketika dihubungi melalui telepon sellulernya,
Minggu (15/4) menegaskan bahwa Dinas Perikanan dan Kelautan Rokan Hilir secara
rutin melakukan patroli di perairan Rokan Hilir. Dikatakannya selama patroli
belum menemukan nelayan Solome. Lebih lanjut dikatakannya apalagi saat ini
masih belum musimnya kerang. Bahkan Dinas Perikanan dan Kelautan disebutnya
patroli kelaut perairan Rohil dengan menggunakan kapal nelayan. Hal ini agar
tidak diketahui adanya patroli dari Dinas Perikanan dan kelautan oleh nelayan
yang menangkap ikan dengan menggunakan peralatan yang dilarang.
”Saya ini baru saja pulang dari patroli laut. Kita secara rutin melakukan
patroli di perairan Rohil. Sampai saat ini belum ditemukan nelayan menggunakan
peralatan Solome. Apalagi sekarang ini belum musimnya kerang,’pungkasnya. (andi
krc)