MANGGALA
JONSON,KABARROHIL-
Wartawan Harian Metro Riau, Jonathan
Surbakti menjelaskan dirinya di culik oleh OTK (orang tak kenal,red) dengan
menggunakan senpi, Kamis dini hari (14/3/2013). Dirinya bahkan diteror dan
diancam akan dibakar hidup-hidup disebuah gubuk. Digubuk tersebut dia tidak
berdaya oleh OTK. Karena dirinya saat itu keadaan kaki dan tangan diikat dan
muka ditutup sebo yang dililit dengan menggunakan lakban.
“Kaki
dan tangan saya diikat. Muka ditutup sebo yang dililit menggunakan
lakban,”ujarnya Kepada KABARROHIL, Jumat (15/3/2013).
Sekira
pukul 23.30 Wib, sejumlah wartawan ikut bersama seluruh anggota Yon B
Brimob pada pelatihan di Sedinginan.
Pada saat waktu menunjukkan pukul 00.30 Wib, wartawan harian Metro Riau, Jonathan
Surbakti dibawa oleh supir Danyon B Brimob,Yonni untuk mencari angin sambil
mencari makanan ringan. Namun Jonathan tidak mau dengan alasan sudah
larut malam. Tetapi ada salah satu anggota Yon B Brimob memberitahukan kepada
Jonathan bahwa mobil miliknya yang ditinggalkan dihalaman Markas Yon B Brimob
mesti diatur parkirnya terlebih dahulu sebelum beranjak tidur.
Dengan
mengendarai sepedamotor, dia berdua menuju ke Markras Brimob sambil mengecek
dan mengatur posisi mobilnya. Setelah selesai maka mereka berdua kembali ke
tempat tenda semula. Namun, ditengah perjalanan persis disimpang
tiga sebelum tempat latihan, dua orang
yang tidak dikenalnya menghentikan laju sepedamotornya dan menodongkan dengan
senpi, selanjutnya tangan di ikat dan dinaikkan ke sepeda motor, kemudian
dilarikan ketengah hutan sembari dirinya diteror akan dibunuh dan meninggalkan
mayatnya di tengah hutan. Sedangkan rekannya entah lari kemana.
Dirinya meronta-ronta minta tolong namun suara tidak kedengaran karena mulutnya sudah di tutup pakai lakban, dan tidak bisa sedikitpun bisa melakukan perlawanan.
“'Kau
wartawan yang memberitakan keluarga ku, kau juga yang memberitakan pondok
kresek,” kata dua orang ini sembari menodongkan senjata api seperti dituturkan
oleh Jonathan.
Dia
menjelaskan, setelah diputar-putarkan kehutan selanjutnya mulutnya di Lakban
terus tangannya diikat pakai tali dan dibawa kerumah kebun kosong milik warga
setempat.
“Mendapat
serangan yang tidak terduga tersebut tentunya langsung gemetar ( Down,red
).Didalam gubuk tersebut tetap diteror dengan ucapan, bakar penggal leher. Pada
saat itu Saya hanya berdoa kepada Allah Swt, agar saya bisa dilepaskan dari
penculikan tersebut dan hanya terpikir oleh saya kapan saya di eksekusi dan
kemana mayat saya akan dibuang,” tutur Jonathan.
Rekan
Jonathan yang berhasil kabur tadi melaporkan kepada Komandan Yon detasemen B
Pelopor manggala junction, kompol Budi Satria Wiguna,Sik. Mendapat khabar itu,
tepatnya, sekira waktu menunjukkan pukul 02.00 Wib, Kompol Budi langsung
melepaskan tembakan ke udara sebagai tanda
kondisi bahaya. Mendengar suara perintah dari atasan diiringi suara
letusan senapan, seluruh anggota yang lagi tertidur pulas langsung bangun dan
menyusun barisan
“Ada
anggota kita di rampok, termasuk satu wartawan. Sekarang wartawan itu
diculik,”teriak Kompol Budi.
“Wartawan
ini sudah dari tadi ikut kita (latihan,red), kita harus cari,”lanjutnya.
Mendapat perintah, seluruh anggota ikut melakukan penyisiran untuk mencari Jonathan. Lebih kurang setengah jam kemudian Jonathan pun ditemukan dengan dua penculik yang diperankan oleh anggota Yon B Pelopor.
Atas
kejadian tersebut, Jonathan yang merasa selamat dari tawanan langsung menangis
dengan histeris sembari memeluk erat Kompol Budi dan tak mau melepaskannya.
"Astagafirullah Alazim Astagafirullah Alazim, Astagafiullah Alazim," kata Jonatan meraung-raung menangis secara sporadis.
"Astagafirullah Alazim Astagafirullah Alazim, Astagafiullah Alazim," kata Jonatan meraung-raung menangis secara sporadis.
"Tenang-tenang ini hanya sirmulasi dari latihan," ujar Kompol Budi menenangkan Jonathan.
Selanjutnya Jonathan dibawa oleh anggota Yon B Brimob ke tenda yang cukup jauh dari TKP tempat ia di tawan. Sesampainya di tenda Jonathan terus menceritakan kejadian yang dialaminya.
"Seumur
hidup baru kali ini saya mengalami seperti ini," katanya.
Hal seperti ini, lanjut Jonathan, persis dengan kejadian yang pernah ia lihat di televisi dan layar lebar. "Saya menangis tadi, karena saya memang terbawa arus, dan disaat saya menjadi tawanan banyak yang saya ingatkan," ucap Jonathan yang berencana melangsungkan pernikahan pada bulan Mei mendatang.
Yang paling diingat oleh Jonathan, ketika dirinya dimasukan didalam karung. "Saya berpikir, setelah saya di gorok maka tubuh saya dimasukan dalam karung," tutur Jonathan yang ingat anak perempuan yang ditinggalkan sama pembantunya dirumah.
"Alhamdulillah, rupanya ini cuma sirmulasi dari pelatihan yang dilakukan Brimob, dan saya juga ikut senang, sebab ini menambah wawasan saya dan merupakan kenangan manis buat saya, dan kedepanya kita doakan Brimob semakin Exis dan bertambah maju," tambah Jonathan yang mulai lega.
Sementara Dayon B Brimob, Kompol Budi Satria Wiguna SIK mengatakan, sirmulasi ini sudah dirancang sebelum waktu magrib tiba. "Kita sengaja mengambil dari wartawan, sebab kalau anggota sudah biasa dengan hal demikian, dan ini merupakan sebagai kesiapan anggota kita dalam menghadapi persoalan dalam bentuk apapun dan saling membantu satu sama lain," tandas Kompol Budi Satria Wiguna. (Agr)