BAGANSIAPIAPI, KABARROHIL-Hari
Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2012 di gelar di halaman kantor Bupati Rokan
Hilir (Rohil) jalan Merdeka Bagansiapiapi, Rabu (2/5). Wakil bupati Rokan Hilir
H.Suyatno dinobatkan sebagai Inspektur Upacara (Irup) di Hardiknas tersebut.
Hadir mengikuti Upacara siswa SD,SMP dan SMA serta PNS, Ormas dilingkungan
Pemdakab Rohil. Tampak di tribun utama ketua DPRD Rohil Nasrudin Hasan, Setdakab Rohil Drs Wan Amir firdaus,Msi,
Asisten pemdakab, ketua TP PKK Rohil hj Latifah Hanum Annas, ibu Hj Wan
Mardiana Suyatno, Ibu Setdakab Rohil dan sejumlah kepada dinas badan dan kantor
di lingkungan pemdakab Rohil.
Dalam sambutan menteri pendidikan
dan kebudayaan Muhammad Nuh yang dibacakan oleh orang nomor dua di pemerintahan
Rokan Hilir ini mengatakan melalui peringatan ini atas nama pemerintah menteri
pendidikan dan kebudayaan menyampaikan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada seluruh insane pendidikan, pemerintah daerah,
organisasi yang bergerak di dunia pendidikan dan pemangku kepentingan lainnya.
“Atas segala ikhtiar kepedulian
dan perhatian yang diberikan dalam menumbuhkembangkan dunia pendidikan,”tutur
menteri pendidikan dan kebudayaan yang disampaikan wabup H.Suyatno.
Dia mengharapkan segala ikhtiar
untuk memajukan dunia pendidikan menjadi semakin berkualitas dan akses
pendidikan bagi rakyat Indonesia semakin terbuka dan dapat terwujud.
Disebutnya, pada peringatan hari pendidikan nasional tahun ini kita bersyukur
karena bidang kebudayaan telah kembali ke “rumah besar” pendidikan setelah
terpisah lebih dari sepuluh tahun. Dijelaskannya, terhitung sejak 20 Oktober
2011 lalu kementerian telah berubah menjadi kementerian pendidikan dan
kebudayaan (kemendikbud,red). Hal ini disebutnya sebagaimana tertuang dalam
peraturan presiden nomor 91 tahun 2011 tentang pembentukan dan organisasi
kementerian Negara.
Dia menjelaskan, sejatinya kebudayaan
tidak bisa dipisahkan dari pendidikan. Begitu
juga sebaliknya, pendidikan tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan. Dikatakannya
ibarat dua keeping mata uang, yang satu dengan lainnya memiliki makna dan nilai
yang sama. Dikatakannya, tidak bias dipisahkan karena didalam proses pendidikan
ada penanaman nilai-bilai budaya. Namun demikian disebutnya, tambahan amanah
ini jangan diartikan sebagai beban, melainkan sebagai kesempatan untuk
menyempurnakan dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Diungkapkannya, semua telah
memahami kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan mobilitas fisik
dan non fisik termasuk kebudayaan dan peradaban semakin tinggi.. Mobilitasi
yang tinggi, disebutnya memunculkan dominasi peradaban tertentu, benturan antar peradaban atau terbentuknya
konvergensi peradaban. Oleh sebab itu peran dunia pendidikan menjadi penting
dalam membangun peradaban bangsa yang didasarka atas jati diri dan karakter
bangsa.
Disebutnya, tema bangkitnya
generasi emas Indonesia pada hari pendidikan nasional tahun 2012 ini sejalan
dengan hakikat pendidikan yang telah ditekankan oleh bapak pendidikan nasional
kita yakni Ki Hajar Dewantoro sehingga pada hari kelahirannya diperingati
sebagai hari pendidikan nasional.
Dikatakannya jika populasi usia
produktif yang jumlahnya luar biasa pada periode 2010 sampai 2035 di kelola dan
dimanfaatkan dengan baik maka disebutnya, insya Allah akan menjadi bonus
demografi (demographic dividend,red) yang sangat berharga tetapi jika tidak
maka bukan mustahil kesempatan emas tersebut menjadi bencana demografi
(demographic disarter,red). Disebutnya kesempatan emas ini baru pertama kalinya
terjadi sejak Indonesia merdeka.
“Disinilah peran strategis
pembangunan bidang endidikan untuk mewujudkan hal itu menjadi sangat
penting,”ujarnya.
Dijelaskannya periode 2010 sampai
2035 harus melakukan investasi besar-besaran dalam bidang pengembangan SDM
sebagai upaya menyiapkan generasi 2045 yakni 100 tahun Indonesia merdeka. Oleh
sebab itu diharuskan menyiapkan akses seluas-luasnya kepada seluruh anak bangsa
untuk memasuki dunia pendidikan, dimulai dari pendidikan anak usia dini
(PAUD,red) sampai keperguruan tinggi.
“Tentu perluasan akses tersebut
harus diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan, sekalipun kita semua
memahami bahwa pendidikan itu adalah system rekayasa social terbaik untuk
meningkatkan kesejahteraan, keharkatan dan kemartabatan,”tandasnya.
Disebut menteri pendidikan,
mempersiapkan generasi emas telah disiapkan kebijakan yang sistimatis, yang
memungkinkan terjadinya mobilitas vertical secara massif.
“Untuk itu, mulai tahun 2011
telah dilakukan gerakan pendidikan anak usia dini, penuntasan dan peningkatan
kualitas pendidikan dasar, penyiapan pendidikan menengah universal (PMU) yang
insya Allah akam dimulai tahun 2013,”pungkasnya. (andi krc)