BAGANSIAPIAPi,KABARROHIL-Lelaki
setengah baya Abdul Rahib (49) sedang
duduk menikmati kopi pahitnya. Lelaki
sudah berambut putih ini dengan mengenakan kaos putih duduk melonjorkan kakinya
di tanah. Didampingi isterinya Darmiaty (44) duduk dikedai kopi miliknya. Kedai
kopi sederhana diatas parit disimpang jalan Selamat Bagansiapiapi kedua insane
ini mencari nafkah. Abdul Rahib dua tahun lampau kaki kanannya diamputasi
karena penyakit diabetes. Dirinya
sebelumnya merupakan seorang nelayan. Namun akhirnya selama dua tahun hidupnya
hanya bergantung pada tongkat yang menyanggah dikapit pangkal kedua lengannya
karena kaki kanannya harus dipotong hingga hamper lutut. Sebelumnya terlebih
dahulu jarinya dipotong karena penyakit diabetes yang dialaminya. Namun
sekarang dirinya sudah bisa berjalan dengan kedua kakinya meskinpun kaki
kanannya adalah kaki palsu.
“Usaha untuk mendapatkan kaki
palsu memang sudah ada sejak setahun lalu. Ada yang menawarkan kaki palsu ke
saya. Namun karena tidak ada uang sejuta rupiah seperti yang ditawarkannya
akhirnya lenyaplah kaki palsu itu,”terang Abdul Rahib ketika ditemui KABARROHIL, Selasa (22/11).
Dikatakannya setelah mencari
informasi yang Ia dapat dari tetangga satu jalan bernama Budi.S, maka
dirinyapun merasa lega, akhirnya mengurus surat miskin lalu membuat permohonan
kepada Bupati Rokan Hilir melalui Dinas sosial. Dalam jaangka waktu
seminggu kemudian dirinya diperiksa kesehatan dan diukur bentuk kaki yang
diperuntukkan, paparnya.
“Alhamdulillah kaki palsu yang
saya dambakan akhirnya terwujud. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
bupati kabupaten Rokan Hilir , Kadis Sosial, Said Zen, pak Budi, dan pak
Zuraini yang telah membantu sehingga saya mendapatkan kaki palsu ini. Terima
kasih Ongah Annas, kaki saya sudah terpasang,”ujarnya dengan mata berlinang.
Dia tak menyangka juga ketika akhirnya bersama rekan-rekan
senasib penyandang cacat yang mengalami kaki dan tangan putus mendapat perhatian dari Pemkab Rohil. Akhirnya dia dan rekan-rekan didampingi dari dinas sosial Rokan
Hilir , Sugianto, Safikurrahmat, Alfizarman dan Zuraini sebagai ketua rombongan
berangkat ke Solo.
“Saya seumur-umur baru kali ini
menaiki pesawat udara. Pertamanya sih gamang juga ketika naik pesawat dari Pekanbaru ke Jakarta. Namun akhirnya saya tahan-tahankan. Di Bandara Jakarta kami disambut dengan dipanggul menuju kursi roda yang telah ada, lalu langsung dari Jakarta ke solo. Kami sangat diperhatikan sekali,’jelasnya.
Dia sangat berterima
kasih kepada Dinas sosial Rohil dimana dalam perjalanan mereka diservis dengan baik.
Mereka tidak dibeda-bedakan baik menginap, makan dan lainnya antara pendamping dengan penyandang cacat. “Kami sangat bangga
sekali. Terima kasih atas servis dan pelayanan yang memuaskan terhadap kami penyandang cacat ini. Kami bersyukur terhadap
pelayanan dari dinas sosial Rokan Hilir yang menempatkan kami di hotel Trio
Solo. Pulangpun kami naik pesawat yang membanggakan bagi kami sebagai penyandang cacat,”ujar Abdul Rahib yang tinggal di RT 16/RW 03
jalan Selamat Bagansiapiapi ini.
Setibanya di Balai Besar
Rehabilitasi Sosial Solo Bina Daksa
(BBRSBD,red) tersebut, Ia dan rekan-rakan kemudian dipasangkan kaki palsu yang kemudian dilatih
untuk menggunakannya dan berjalan. “Sesuai tutor mengatakan untuk pertamanya
masih menggunakan tongkat dua. Selanjutnya memakai tongkat satu dan akhirnya
dibiasakan dengan tidak memakai tongkat. Alhamdulillah saat ini baru empat hari di Bagansiapiapi sudah bisa mengguhit
becak. Saking bahagianya dalam satu hari ini saya berkelilig kota mengguhit becak,”tandas Abdul Rahib
yang telah mempunyai anak enam ini.
Dalam rasa berterima kasihnya
kepada pemdakab Rohil, Dia pun mengharapkan adanya bantuan sebuah becak
Honda untuk menghidupi keluarganya. Karena Dia juga ingin seperti
manusia biasa yang bertanggung jawab kepada anak dan isteri. Lanjutnya,
menerangkan sudah tiga tahun dia mengganggur karena hanya mengharapkan sandaran
di tongkat, tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya duduk dikedai kopi usaha kecil-kecilan isterinya. Itupun, disebutnya karena ada yang merasa prihatin terhadap dirinya dengan memberikan usaha kedai kopi kepada isterinya untuk berusaha. Namun setelah ada kaki palsu kali ini dia optimis jika memiliki becak honda dapat
menghidupi tiga orang anaknya yang sekarang masih sekolah SMA, SMP dan SD.
“Mudah-mudahan harapan untuk bisa
memiliki becak Honda terwujud agar dapat menghidupi anak dan
isteri,”pungkasnya berharap. (andi krc)