Sabtu, 13 Desember 2014

Warga Rohil “marah” jika IPDN di Pindah



BAGANSIAPIAPI,Kabarrohil-Adanya statment untuk memindahkan kampus IPDN Riau di Rokan Hilir (Rohil,red) ke Pekanbaru membuat sejumlah elemen masyarakat Rohil “marah”. Wacana yang dilontarkan oleh Setdaprov Riau Zaini Ismail di media dinilai mencederai hati masyarakat Rokan Hilir (Rohil,red). Tampak sejumlah tulisan di kertas karton ditempatkan di pagar gedung wakil rakyat Rohil jalan Merdeka Bagansiapiapi. Salah satu kertas karton putih itu bertuliskan ‘Pertahankan IPDN, wacana Pemprov Riau Pindahkan IPDN Kurang Kerjaan’.

Bahkan sejumlah warga masyarakat pelbagai kalangan yang peduli terhadap IPDN tersebut berkumpul untuk membentuk forum masyarakat peduli IPDN Rohil. Tampak dari kalangan LSM, tokoh masyarakat, Pers dan mahasiswa berkumpul melakukan pertemuan di Mesjid Agung Al-Ikhlas, jalan Utama Bagansiapiapi, Kamis (11/12/2014). Dalam waktu dekat mereka akan melakukan audiensi dengan pelbagai pihak untuk meminta petunjuk dan masukan dari LAM, DPRD Rohil dan Bupati Rohil. 

“Pernyataan-pernyataan tersebut telah mencederai hati masyarakat Rohil yang selama ini bangga dengan berdirinya IPDN di Rohil,”ujar Darwin Murin salah satu penggagas forum tersebut kepada Kabarrohil ketika ditemui, Kamis (11/12/2014).

Dia menjelaskan bahwa berdirinya kampus IPDN di daerah Rokan Hilir berkat dukungan warga masyarakat dan perjuangan bupati Annas Maamun yang perduli terhadap warga masyarakat Rohil khususnya yang berada di lingkungan kampus IPDN. Karena dengan berdirinya kampus IPDN membuat perekonomian warga tempatan disekitar kampus bertambah meningkat.

“Keberadaan kampus IPDN di Rohil merupakan berkah bagi masyarakat. Oleh sebab itu keberadaan kampus IPDN di Rohil tetap dipertahankan selamanya. Selama ini pemdakab Rohil komit berupaya melengkapi segala kebutuhan sarana, prasarana, fasilitas dan infrastruktur. Bukan sedikit anggaran yang di keluarkan untuk membangun kampus IPDN tersebut,”tuturnya Darwin Murin.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh juru bicara forum ini, Jaka Abdillah. Dia menegaskan akan melakukan koordinasi kesejumlah elemen masyarakat untuk mempertahankan kampus IPDN tetap berada di daerah Rokan Hilir.

“Secepatnya kita akan roadshow ke stakeholder untuk mendapatkan masukan-masukan dan bersatu mempertahankan kampus IPDN tetap di Rohil,”ujar Jaka Abdillah.

Sementara itu, ketua LSM Tikor, Hermanto mengatakan bahwa statment yang dilontarkan (kampus IPDN dipindahkan ke Pekanbaru,red) dapat memancing kemarahan warga masyarakat Rokan Hilir yang selama ini bangga terhadap keberadaan kampus IPDN di wilayah Rohil. Dia menegaskan masih banyak program pusat yang lain untuk dibawa ke provinsi Riau. Bukan program pusat yang telah ada di daerah “diobok-obok” memindahkan kedaerah lain dalam satu wilayah provinsi Riau.

“Seharusnya kita bersatu padu memikirkan bagaimana program yang ada di Pusat harus dibawa ke daerah Riau. Bukan malah program pusat yang sudah ada di daerah Riau di pindahkan kedaerah lain dalam satu wilayah provinsi Riau ini,”tutur Hermanto.

Dia menjelaskan bahwa statment Zaini Ismail setdakab Provinsi Riau dapat menimbulkan polemik yang memicu konflik antar daerah di wilayah provinsi Riau. Seharusnya pembangunan pelbagai bidang diutamakan di wilayah pesisir provinsi Riau. Apalagi masalah pendidikan, agar terjadi pemerataan jenjang pendidikan tentunya harus tersebar kampus akademi, universitas ataupun institut di seluruh wilayah di provinsi Riau. Dengan demikian dapat meningkatkan SDM  warga Riau.

“Makanya kami protes, menilai wacana pemindahan kampus IPDN yang telah berada di Rohil sebagai pemicu polemik menimbulkan konflik. Kami berharap anggota DPRD Provinsi Riau dari Rohil tidak tinggal diam,”pungkasnya.

Warga masyarakat Rohil lainnya juga mengungkapkan hal yang sama. Syamsul Bahri menjelaskan kepada Kabarrohil bahwa warga Rohil tidak setuju jika kampus IPDN yang sudah dibangun dengan bagus tersebut dipindahkan ke Pekanbaru. Dia menilai statment yang dilontarkan dapat memecah belah provinsi Riau. Jikalau ada kekurangan tentunya dipecahkan solusi bagaimana melengkapi kekurangan tersebut. Bukan dengan wacana memindahkan kampus kebanggaan warga Rohil tersebut ke daerah lain.

“Wacana yang dilontarkan memicu agar warga Rohil khususnya warga daerah pesisir ingin cepat memisahkan diri dari provinsi Riau untuk membentuk provinsi sendiri. Seharusnya kampus yang telah dibangun didukung untuk dikembangkan, bukan dengan memindahkannya. Akibatnya, tentu perekonomian warga yang sudah lebih maju menjadi terkebelakang lagi,”tuturnya.

Hal ini juga mendapat sorotan serius dari anggota DPRD Rohil. Afrizal yang akrab disapa Epi Sintong ini menjelaskan bahwa memindahkan Kampus IPDN yang telah berada di Rohil kedaerah lain tidak semudah diwacanakan, hanya karena dengan alasan-alasan disebabkan oleh kepentingan pribadi. Karena pembangunan kampus IPDN telah menelan dana APBD dan APBN. Selain itu, tentunya pembangunan kampus IPDN di daerah Rohil telah melalui kajian dan telaah perkembangan pembangunan kedepan.

“APBD Rohil sudah tersedot banyak untuk menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana kampus IPDN. Tidak semudah itu untuk dipindahkan dari Rokan Hilir,”ujar anggota DPRD Rohil daerah pemilihan Tanah Putih Sedinginan ini, Rabu (10/12/2014) kemaren.

Dia menjelaskan, pembangunan kampus IPDN telah menggelontorkan dana tidak sedikit.

“Kalau tidak salah nilainya sudah melebihi 150 milyar. Kalau IPDN dipindahkan tentunya bangunan yang ada menjadi sia-sia? Sedangkan bangunan di Pekanbaru belum ada. Tentunya perlu anggaran lagi untuk membangun kampus baru. Wacana pemindahan Kampus IPDN dari Rohil adalah pemikiran tidak etis,”ketusnya.

Adanya wacana pemindahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dari Ujung Tanjung Rokan Hilir ke Pekanbaru, juga didengar oleh orang nomor satu di Rokan Hilir. Bupati Rohil H.Suyatno menilai wacana itu merupakan kebijakan yang keliru. Sebagaimana dikutib dari riau terkini.com, Ia mengharapkan berbagai pihak untuk tidak berkomentar macam-macam.

“Jangan komentar-komentarlah. Itukan aset Nasional. Kebetulan berada di Rokan Hilir, ya sama-sama kita awasi. Yang belum terpenuhi, kita benahi lagi. Jangan seenaknya membawa kampus itu pindah dari Rokan Hilir ke Pekanbaru,”pungkasnya. (sup/and/rtc/rls)