Selasa, 08 November 2011

Pansus IV DPRD Rohil menyurati aparat desa ujung tanjung


BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-Pansus IV DPRD Rokan Hilir membahas persoalan pemekaran desa Ujung Tanjung kecamatan Tanah Putih. Hal ini untuk menindak lanjuti atas ketidak hadiran para perangkat desa ketika diundang oleh DPRD Rohil yang pada saat itu  masyarakatnya hadir dalam sidang beberapa waktu lalu. Demikian ditegaskan oleh Dodi Saputra sebagai sekretaris Pansus IV DPRD Rohil ketika ditemui KABARROHIL di ruang komisi IV kantor DPRD Rokan Hilir jalan Merdeka Bagansiapiapi, Selasa (8/11).
Sekretaris Pansus IV Komisi IV DPRD Rohil, Dodi Syahputra,SH

Dikatakannya hasil rapat bersama anggota pansus ini menyatakan akan menyurati lagi aparat desa ujung tanjung tersebut sebagai langkah dan sikap anggota DPRD Rokan Hilir dalam menindak lanjuti aspirasi masyarakatnya.

“Setelah menggelar rapat maka sikap Pansus IV dengan menyurati aparat desa ujung tanjung sebagai tindak lanjut aspirasi masyarakat yang menginginkan pemekaran wilayah,”tuturnya.

Diterangkan oleh Dodi sementara ini belum ada hambatan yang signifikan namun hanya mis komunikasi yang perlu penjelasan dengan bijak. Dikatakan oleh sekretaris pansus IV DPRD Rohil ini, bahwa anggota DPRD Rokan Hilir sebagai mediasi untuk menyampaikan aspirasi rakyat dan menindak lanjuti Ranperda pemekaran Ujung Tanjung yang diajukan. Ditambahkannya menurut acuan bahwa pemekaran desa ujung tanjung menjadi empat wilayah dengan kepenghuluan induk yakni kepenghuluan induk yaitu kepenghuluan ujung tanjung, kemudian kepenghuluan pematang badang, kepenghuluan ujung tanjung impah, dan kepenghuluan ujung tanjung selatan.

“Target akan selesai sebelum berakhirnya masa sidang ketiga yaitu akhir bulan Desember tahun ini,”ujar Dodi.

Oleh sebab itu ditambah politisi Demokrat Rohil ini bahwa pemanggilan aparat desa tersebut untuk menetapkan batas dan kondisi wilayah. Ditambahkannya pemanggilan tersebut sesuai dengan ketentuan berlaku hingga tiga kali. Didalam pansus IV DPRD Rohil Radjin Ginting sebagai ketua, Dodi Syahputra,SH sebagai sekretaris, Edison,Sag sebagai anggota, Hj Rusmanita sebagai anggota, Hj Rosmida sebagai anggota dan H.Azwar dari staff ahli. (andi wrc) 

Malang bagi Rojiah, Pergi kerja untuk bersih-bersih kota tak disadari rumah sudah menjadi rata

BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-Seorang ibu berseragam orange menatap puing-puing bara yang sudah menjadi hitam legam. Hanya tinggal tiang-tiang batu dengan asap disana-sini. Dirinya dengan wajah lesu terus menatap puing-puing itu yang telah rata diatas tanah. Kemudian dibalik-balikkannya kayu yang sudah menjadi bara itu sepertinya mencari sesuatu.
Janda tua Rojiah saat mengamati puing-puing rumahnya

Kejadian tersebut dilihat dan dipantau oleh KABARROHIL ketika mendatangi musibah kebakaran sebuah rumah layak huni di jalan Pelabuhan Hulu Ujung perkampungan baru di Kampung Poning Lalek (KPL) yang berangus habis ditelan sijago merah dalam sekejab waktu, Selasa (8/11)..

“Habis sudah tidak ada yang tertinggal satupun, hanya pakaian dibadan ini yang tersisa,”suara  keluar dari bibir sosok ibu yang sudah lebih setengah abad itu sambil menunjukkan baju yang dipakainya.

Sosok ibu yang berpakaian orange itu mengaku  bernama Rojiah. Dia menjelaskan bahwa dirinya seorang janda umurnya sudah mencapai 62 tahun. Ketika kejadian kebakaran dikatakan dirinya tidak berada ditempat karena saat itu dirinya lagi meneruskan jam kerja  di naungan Dinas Pasar kabupaten Rokan Hilir. Dijelaskannya,  Dia menutup rumah dengan gembok sekitar jam 11.00 wib setelah  makan siang bersama Dinda (10) seorang anak yatim bersama dirinya. Kemudian Dia keluar rumah untuk melanjutkan kerja sebagai honorarium petugas kebersihan di Dinas Pasar kabupaten Rokan Hilir. Sedangkan Dinda, disebutnya ditinggalkan bermain bersama teman-teman sebayanya.

“Dirumah ini hanya saya dan Dinda. Ketika kebakaran saya tidak berada dirumah karena sedang kerja. Begitu juga Dinda tidak berada dirumah karena rumah saya gembok,”ujarnya.

Dia menerangkan bahwa diketahui olehnya berita terjadi kebakaran karena masyarakat menginformasikan kepada dirinya disaat kerja. Mulanya dirinya tidak percaya musibah tersebut namun dalam keraguan itu  akhirnya  memutuskan secepatnya pulang kerumah dan ditemui hanya puing-puing balok sudah menjadi bara hitam yang tersisa.

Ketika saat menjelaskan kejadian kepada KABARROHIL, Seketika itu juga sosok bernama Dinda (10) berlari menghampiri Rojiah dan langsung menangis sejadi-jadinya. Dirinya meraung  dipelukan sosok ibu janda tua tersebut. Mata Rojiah pun akhirnya berlinang setelah mendengar tangis Dinda. 
Janda tua Rojiah (62) dan anak asuhnya seorang anak yatim, Dinda (10)

“Tidak ada yang bisa diselamatkan bang,”tuturnya sambil mengusap kepala Dinda yang masih berada dipelukannya.

Informasi yang dihimpun dan didapat KABARROHIL, penyebab kebakaran belum bisa dipastikan. Menurut keterangan warga bahwa kejadian kebakaran kuat dugaan disebabkan oleh bara api dapur yang sehari-hari memasak mungkin masih belum padam. Akhirnya ketika ditiup angin api menjadi menyala dan membesar sehingga meluluh-lantakkan dan tidak dapat diselamatkan lagi rumah layak huni tahun 2002 ini.

Pemilik rumah sederhana yang didapat dari bantuan pemdakab Rohil itu merupakan seorang janda tua, Rojiah ibu tua tersebut saat ini bekerja sebagai petugas kebersihan di dinas pasar kabupaten Rokan Hilir dan sudah mencapai lima tahun. Dirinya tinggal bersama Dinda (10) seorang anak yatim yang diambilnya dan masih sekolah di Panti Arqam. Atas kejadian tersebut sekretaris Dinas Pasar Kebersihan dan Pertamanan Rohil, Iwan Kurnia,SE  langsung terjun ketempat lokasi kebakaran.

Sementara itu kepala sekolah Panti Arqam, Barian,Spd ketika dihubungi mengatakan bahwa besok dirinya akan mengecek anak didik yang bernama Dinda tersebut. Ditambahkannya jika memang dari sekolah panti Arqam maka dirinya akan mengkoordinir para guru dan siswa agar menyumbang kepada anak didik yang rumahnya terkena musibah itu.

“Kita akan koordinir guru dan murid lainnya agar dapat memberikan bantuan kepada Dinda yang mengalami musibah rumahnya kebakaran itu,’pungkas Barian. (andi wrc) 
   

Warga Sinaboi mengeluh, tinggal dinegara merdeka dijaga dengan senjata


SINABOI,KABARROHIL-Puluhan masyarakat ikut hadir dalam kunjungan kerja anggota DPRD Rohil di kepenghuluan Sinaboi. Pertemuan digelar di kantor penghulu Sinaboi, Senin (7/11). Dalam pertemuan tersebut masyarakat menyampaikan aspirasinya kepada anggota legislatif (Aleg). Dalam kunker itu ketua DPRD Rohil Nasrudin Hasan dan ketua Fraksi Golkar Plus Rasmali,SH menerima aspirasi masyarakat. Kedua ketua di DPRD Rokan Hilir ini langsung turun gunung untuk melihat real dilapangan.
Ketua DPRD, Nasrudin Hasan dan ketua Fraksi Golkar Plus Rasmali,SH keSinaboi
“Kita kadang berfikir tinggal di negara merdeka dijaga dengan senjata,”tutur Sukono salah satu warga Sinaboi tersebut menegaskan kepada KABARROHIL.

Dikatakannya warga masyarakat ingin mengubah kehidupannya agar lebih baik dan dapat meningkatkan incam perkapita keluarga dengan mengakses disektor pertanian dan perkebunan. Karena selama ini di bidang perikanan laut mereka sudah tidak menghasilkan ikan seperti dahulu lagi. Oleh sebab itu, disebutnya lahan yang berumput dan semak belukar dimanfaatkan sebagai pertanian dan perkebunan.

“Kami sebenarnya ingin mengubah nasib kami di bidang pertanian dan perkebunan sehingga kami dapat hidup yang layak di daerah kami,”ujar Sukono.
Aleg menyalami masyarakat Sinaboi saat kunker

Lain lagi Marita, didalam rapat tersebut dirinya menyampaikan agar perkampungan Darusalam dapat dimekarkan. Hal ini disampaikannya atas aspirasi masyarakat Darusalam yang saat ini telah mencapai 200 KK. Dikatakannya mereka semua berkehidupan dibidang pertanian.

“Kami harap anggota DPRD Rohil dapat melihat langsung desa Darusalam yang telah memiliki 200 KK. Oleh sebab itu diharapkan dapat dimekarkan sehingga desa Darusalam merupakan kepenghuluan sendiri, hal ini untuk mengefisienkan pelayanan masyarakat agar ringkas, dekat dan cepat,”tutur Marita.

Sedangkan masyarakat lainnya yang enggan menyebutkan namanya kepada KABARROHIL mengatakan bahwa lahan pertanian dan perkebunan mereka saat ini selalu diawasi aparat. Oleh sebab itu mereka merasa takut dalam bertani. Diminta kepada DPRD Rohil dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Mereka menerangkan selama ini pihak PT Diamond Raya Timber tidak pernah mensosialisasikan batas wilayah HPH bahkan bina desa pun tidak pernah.

“Kami tidak tahu batas wilayah mereka karena sosialisasi saja mereka tidak pernah,”ujarnya.

Ketika ditemui seusai gelar pertemuan itu, Asmadi penghulu Sinaboi membenarkan bahwa selama dirinya menjabat sebagai penghulu pihak PT Diamon Timber Raya tidak pernah mensosialisasikan batas wilayah HPH (hak pengusaha Hutan,red) ataupun memberikan bina desa kepada desa dan masyarakat mereka.

Sedangkan ketua DPRD Rokan Hilir, Nasrudin Hasan seusai pertemuan itu mengatakan kepada KABARROHIL bahwa setelah melakukan pertemuan dengan masyarakat Sinaboi maka anggota legislatif Rokan Hilir akan melakukan pertemuan juga dengan pihak PT Diamond Timber Raya. Dikatakannya DPRD Rohil akan mencoba memberikan pemahaman kepada pihak PT Diamon Timber Raya agar memahami masyarakat yang mencoba kepada kehidupan lain. Disebutnya, dimana sebenarnya mereka sebelumnya menjadi nelayan mencoba  di sektor pertanian dan perkebunan. Dihimbau kepada PT Diamon Timber Raya jangan hanya melihat dari segi hukum saja tetapi harus juga dilihat secara fakta dilapangan dimana masyarakat sekarang sedang bertani untuk menghidupi keluarganya.

“Kita menghimbau jangan dilihat dari segi hukum namun dari segi kepatutan juga harus di lihat. Oleh sebab itu kepada pihak terkait dapat melihat langsung di lapangan. Dengan adanya aspirasi keluhan masyarakat ini mungkin komisi II akan menyurati pihak PT Diamond Timber Raya tentang keadaan real di masyarakat tersebut. Diharapkan juga jika ada permasalahan jangan langsung kepada pihak aparat. Kita harap dapat dengan arief dan bijaksana membicarakan permasalahan dengan masyarakat Rokan Hilir kepada Pemdakab Rohil dan DPRD Rohil terlebih dahulu,”pungkasnya. (andi wrc)

PUISIKU

  • MELAYANG Karya :Andi Gun(Gandi Gonakovic)

    Langit biru......Laut biru.....hati biru......
    Semuanya biru, hanya ada bintang tiga di atas mengudara di cakrawala.
    Merah darahku berselubung dialam ragaku,
    Putih tulangku menyanggah kekuatanku.
    Aku ingat pekik merdeka berkumandang dua hari lalu,
    Tampa perang, tanpa senjata, hanya ada menaikkan bendera.
    Dan proklamasi dibaca saat detik-detik waktu tiba.
    Aku melayang.... mengudara,
    terbawa angin surga di fatamorgana.
    dicabik-cabik oleh penguasa didunia.
    korupsi, kolusi, nepotisme merajalela.
    mereka tak tahu milik siapa yang mereka dapat.
    Melayang.......
    Menerawang........
    Kapan Indonesia bisa betul-betul bisa.
    Bisa makan sendiri,
    Bisa kerja sendiri,
    Bisa tidur sendiri,
    bisa bangkit sendiri.



  • DIAM
    karya Andi Gun (Gandi Gonakovic)

    Engkau duduk terpaku bagaikan rumah tak beratap
    Kepanasan jika disiang bolong
    Kedinginan di malam melompong
    titik matahari melampias disegala peluru
    noda embun merontak menitis kalbu hati sendu
    Engkau berdiri kaku bagaikan dinding tak berpaku
    Diam ......., kelu....... kaku......menjadi batu
    membelah bumi ibu pertiwi.
    Engkau hanya bisu seribu bahasa yang tak bisa,
    Menghadap yang kuasa tengadah harapan
    Dibalik kelambu putih yang terselubung
    Diam bersahaja di bilik lahat bernisan batu.


  • JEMUR
    Buah karya Andi Gun(Gandi Gonakovic)

    Terik cipta sang khalik tembus kepanasan
    Sejuk juga cipta sang khalik kedinginan
    terang dan gelap dua sejoli tak terpisahkan
    Aku berjemur dipelataran pasir menantang pulau
    Fatamorgana menghiasi pelangi cinta
    berkeping-keping oleh hawa nan rindu
    Kemanapun larinya kan kukejar terbesik hati.
    tutur kata menghiasi rona-rona pertikaian
    kosa kata dihiasi dengan kerinduan
    Dalam subur yang perlu digali seribu meter
    jumpa sang kekasih hanya lewat dunia maya.



  • KOLONG
    Buah karya Andi Gun (Gandi Gonakovic)
    Tertatih merayap bisa dibilang karena hanya dua mata menatap,
    Aku sendiri tak tahu kemana akan pergi menampik hati nan sendu.
    Tiang-tiang berdiri kebingungan lihat anak bangsa tinggal sendirian,
    Tanah becek dilumuri hujan kemaren sore.
    Tertatih merayap bisa dibilang karena mata menatap sayu-sayu,
    Aku tak tahu kemana kan mengadu karena tiang-tiang hanya tinggal tiang saja.
    Berdiri aku terpaku tiang memuncak kelangit menggapai awan mererawang,
    Terbesit kata "Kemana aku mencari keadilan".
    Aku menoleh harapan yang tertoreh di jari-jemari siputri jemur,
    Yang hanya tinggal menunggu pejaka melamar untuk tinggal diam.
    Tiang-tiang bermuara kinipun muncul cahaya kemerlip,
    Tak tahu sampai kapan kolong menjadi mewah dan mewah ditampik kolong.