BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-Maraknya
tawuran pelajar di Jakarta di pemberitaan saat ini tidak sepenuhnya merupakan
tanggung-jawab guru semata. Hal ini merupakan tanggung-jawab bersama. Demikian ditegaskan
oleh Kepala Kemenag Rokan Hilir (Rohil) Agustiar,Sag ketika dimintai
komentarnya oleh KABARROHIL terkait maraknya tawuran pelajar saat ini ketika
ditemui di Kantor kemenag Rohil jalan Pelabuhan Baru Bagansiapiapi, Rabu
(26/9).
Dikatakan Agustiar, masalah
pendidikan ini ada 4 (empat) yang bertanggung-jawab yakni orangtua, guru, pemerintah
dan masyarakat. Disebutnya maraknya tawuran pelajar diluar jam sekolah merupakan
persoalannya yang tidak sepenuhnya hanya pada guru saja melainkan hal ini tergantung dari kepribadian anak atau
siswa sendiri. Lanjutnya menjelaskan, misalnya kurang perhatian dari orang tua kepada
anak dan juga pendidikan agama yang dirasa kurang.
Disebutnya, dua jam sehari
mempelajari ilmu agama tidaklah cukup untuk siswa. Oleh sebab itu pendidikan
agama terutama pendidikan akhlaq perlu diperbanyak. Dijelaskannya, sedangkan
saat ini di sekolah umum tentang jam pelajaran pendidikan agama sangat sedikit.
Oleh sebab itu pemahaman tentang agama hanya sepintas lalu saja.
"Apalagi jikalau orang tua
tidak memperhatikan anaknya,"tuturnya.
Disebut Agustiar,Sag,
pengaruh banyaknya permainan games dan zaman teknologi “internet” saat ini juga merupakan salah satunya. Oleh sebab itu
pemerintah harus juga ikut mengatasi permasalahan ini. Kemudian di sekolah yang
kebanyakan melakukan ekstra korukuler tentang drum band, kesenian, dan olahraga
tidak diiringi bidang pendidikan agama. Disebutnya idealnya pendidikan agama disekolah
umum itu empat jam sehari.
Disamping pengetahuan
sekolah, disebut Agustiar,SAg ,maka dirumah anak juga harus diperhatikan. Karena
guru hanya mengawasi siswa disaat jam sekolah saja. Namun itu, disebutnya
mendidik siswa tersebut dimulai dari keluarga terlebih dahulu.
"Mendidik anak itu dari
keluarga terlebih dahulu. Dirumah dimantapkan lagi pendidikan agama,"pungkasnya.
(andi
krc)