Selasa, 04 Desember 2012

Panipahan membara lagi, Puluhan rumah dilalap sijago merah



BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-Panipahan membara lagi. Sijago merah menghanguskan sedikitnya 22 rumah di jalan Bhakti Panipahan kecamatan Pasir limau kapas (Palika), Selasa (4/12/2012). Demikian diungkap oleh salah satu warga Panipahan Azmir melalui telepon selulernya.

Api mulai membesar dan menjalar sejak waktu diperkirakan menunjukkan pukul 15.45 wib di jalan Bhakti Panipahan. Dikatakannya, sekitar 22 rumah  diberangus oleh sijago merah dan sekitar 15 rumah diantaranya hangus, termasuk kantor  PLN dan pos polisi.

“Kalau diperkirakan ada sekitar 22 rumah yang terbakar termasuk yang dirobohkan,”katanya..

Dia menjelaskan pemadaman dilakukan dengan pompa diesel sebanyak sekitar 10 pompa air. Warga masyarakat sempat panik atas insiden kebakaran tersebut. Namun karena sifat kegotong-royongan mereka bersama-sama mengatasi kebakaran tersebut.

“Akhirnya sekitar jam 18.00 wib api sudah bisa dijinakkan,”tandasnya. (krc 01)

Acara dibuka Bupati H. Annas Maamun, Kemenkes RI dan Diskes Rohil gelar Sosialisasi eliminasi filariasis



BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-Sosialisasi program eliminasi filariasis (penyakit kaki gajah,red) digelar di aula lantai II kantor Bappeda Rokan Hilir jalan Perniagaan Bagansiapiapi,Selasa(4/12/2012). Sosialisasi tersebut dilakukan oleh Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Ditjen PP dan PL Kemenkes RI bersama Dinas Kesehatan Rohil. Hadir sekaligus membuka acara itu bupati kabupaten Rokan Hilir H.Annas Maamun. Tampak mengikuti acara itu sejumlah kepala dinas, camat dan kepala Puskesmas.

orang nomor satu di Rohil ini menegaskan pemerntah rokan hilir sangat perhatian di sektor kesehatan, selanjutnya sektor pendidikan dan infrastruktur. Disebutnya SKPD terkait dalam mengusulkan anggaran berdasarkan prioritas dan bukan bagi rata. Lanjutnya mengatakan dimasa mendatang juga harus diperhatikan eliminasi terhadap  filariasis. Karena disebut politisi Golkar ini, warga rohil masih ada terdetiksi filariasis.

"Kita harus perhatikan betul-betul terhadap mereka yang terkena penyakit kaki gajah ini,"ujar Annas.

Sedangkan kadiskes Rohil dr H.M junaidi ,M,Kes pada hari yang sama kepada KABARROHIL menjelaskan di Rokan Hilir terditeksi 15 orang penderita filariasis di tiga kecamatan yakni di kecamatan Kubu, kecamatan Pasir limau kapas dan kecamatan Tanah putih sedinginan.

Ditambahkannya, mengeliminasi penyebaran penyakit ini bakal dilakukan pemberian obat massal pencegahan filariasis (POMPF) kepada warga masyarakat dari usia 2 tahun hingga usia 75 tahun. Namun pemberian obat vaksin tersebut dilarang bagi penderita penyakit ginjal, liver dan penyakit kronis lainnya.

"Kemungkinan aksi nyata baru dilaksanakan pada awal tahun 2013 mendatang. Mengingat perlu penataran kader serta persiapan dan kesiapannya. Obat selama lima tahun ditanggung oleh WHO, sedangkan biaya operasional selama dua tahun oleh pemerintah pusat dan tiga tahun pemdakab Rohil,"tandasnya. (krc 01)

Filariasis, di Kecamatan Palika dari tahun 2008 hingga 2012 terdata 15 Kasus



BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-Sejak empat tahun kebelakang yakni dari tahun 2008 hingga tahun 2012, di kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika,red) terdata 15 temuan penderita filariasis (penyakit kaki gajah,red). Hal tersebut disampaikan oleh kepala Puskesmas Panipahan kecamatan Pasir Limau Kapas, dr Netti Jualiana kepada wartawan di sela mengikuti kegiatan sosialisasi eliminasi Filariasis program pemberian obat massal pencegahan Filariasis (POMPF) yang di lakukan oleh Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Ditjen PP dan PL Kemenkes RI bersama Dinkes Rohil di Aula lantai II Kantor Bappeda Rohil jalan Perniagaan Bagansiapiapi, Selasa (4/12/2012).

“Untuk di kecamatan Pasir Limau Kapas terdata 15 kasus sejak tahun 2008,”terang dr Netti.

Dia menjelaskan, temuan kasus sebanyak itu lanjutnya mengatakan tidak terlepas dari fakta memang penyakit menular itu banyak ditemukan diwilayah iklim tropis dengan dataran rendah. Meskinpun demikian, ditambahkannya, kondisi penderita filariasis tidak dalam taraf membehayakan. Dikatakannya, pihak Puskesmas tetap memberikan pengobatan dan melakukan monitoring di bawah pemegang program terkait.

“Kondisi Pasir Limau Kapas tergolong kawasan pesisir dengan kondisi pedesaan pantai sebagian sawah, rawa-rawa dan hutan. Hal  ini tergolong sebagai endemis filariasis,”terangnya. (krc 01). .