Sabtu, 11 Februari 2012

Upaya mengatasi penyebaran , Diskes Rohil lakukan Evaluasi Malaria


Program 2012 Diskes Rohil berupaya mengatasi penyebaran penyakit malaria agar hal ini tidak terulang lagi seperti di tahun 2011. Upaya tersebut dengan evaluasi malaria untuk menghasilkan diagnose yang tepat.

BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL- Segala upaya akan diterapkan oleh Dinas Kesehatan (Diskes) Rokan Hilir (Rohil) melalui program di tahun 2012 ini dalam mengatasi penyebaran penyakit malaria. Hal ini agar tidak terulang lagi penyebaran penyakit malaria dalam sekala luas seperti yang terjadi di tahun 2011.  Beberapa upaya seperti menggelar seminar Evaluasi Malaria telah ditaja Diskes  beberapa waktu lalu. Demikian dikata kepala dinas kesehatan Rohil dr H.M Junaedi,Mkes kepada wartawan beberapa waktu lalu.

“Evaluasi Malaria diperlukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kita meng-eleminasi malaria,”ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa tolok ukur keberhasilan dinilai berdasarkan API (Annual Parasate Incidence) yang menunjukkan perkembangan berarti. Dimana perkembangan API Kabupaten Rokan Hilir, disebutnya 1,2 persen kemudian menurun menjadi 0,4 persen.

Disebutnya dari kegiatan yang dilakukan melbatkan pelbagai pihak seperti kementerian kesehatan serta dinas kesehatan provinsi riau dengan pokok pembahasan mengenai penilaian sejauh mana keberhasilan kegiatan eliminasi tersebut.

"Ini penting karena sudah masuk dalam program Millenium Development Goals (MDG) dunia, di mana pada tahun 2015 akan dinilai berhasil atau tidak," tutur Junaidi lagi.

Selanjutnya dijelaskan Kadis Kesehatan Rokan Hilir ini, bahwa masalah pengobatan Malaria selama ini melakukan terapi pengobatan  mengunakan Artinisin tanpa di dukung diagnosa yang tepat.  Sehingga, disebutnya,   jika terjadi resistensi obat  maka obat yang dimakan oleh pasien tidak akan berpengaruh pada penyembuhan Malaria. Padahal, lanjutnya mengatakan pengobatan terapi jika ada penggunaan artinisin harus didukung oleh uji laboratorium.

“Ini kelemahan kita selama ini di mana diagnosa berdasarkan klinis, padahal seharusnya melalui pemeriksaan laboratorium sehingga obat yang diberikan benar-benar tepat sasaran dan tidak menimbulkan resistensi," papar Junaidi. (andi krc)