BINCANG INDONESIA
Kamis, 30 Juni 2011
Mengais rejeki diatas jembatan Jumrah, Tempat rekreasi Muda-mudi
BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL- Arman, pemuda berusia 19 tahun ini sudah dua tahun tinggal di ujung tanjung. Dia tinggal bersama kakaknya seusai dirinya tamat STM di tebing tinggi. Sudah dua tahun perjalanan waktu dirinya mengais rejeki di atas jembatan jumrah. Dia berjualan kolak dingin (kolding) dari pagi hari hingga sore.
“Sudah dua tahun saya jalani dengan berjualan kolak dingin. Awalnya saya sendiri jualan disini, sekarang sudah lima gerobak yang jualan kolding disini,”tuturnya ketika diajak berbincang oleh KABARROHIL, Kamis (30/6).
Arman mengungkapkan bahwa dirinya setelah lulus dari pendidikan STM di tebing tinggi , langsung merantau ke kabupaten Rokan Hilir (Rohil) tepatnya di ujung tanjung yang adalah rumah kakaknya sendiri. Dikatakannya dirinya merantau ke ujung tanjung karena di tebing tinggi sulit mencari pekerjaan. Lagi pula lanjutnya menjelaskan persaingan untuk mencari nafkah sangat besar. Oleh sebab itu dirinya merantau menemui kakaknya yang terlebih dahulu ke ujung tanjung kabupaten Rokan Hilir (Rohil).
Dia menceritakan awalnya dirinya berjualan kolak dingin dengan becak motor ke setiap hari pasar. Namun setelah dijalaninya berjualan dengan berpindah-pindah tersebut tidak memuaskan. Akhirnya dirinya memutusan tempat yang sangat cocok untuk berjualan yakni diatas jembatan jumrah.
Hari-hari dijalaninya dengan kesabaran dan ketabahan bahkan juga bisa membahayakan, namun meraih rejeki bagi dirinya adalah paling utama untuk hidup di perantauan. Usianya yang masih terlalu muda bukan suatu halangan bagi dirinya.
“Buat apa malu berjualan mencari rejeki. Yang penting halal,”lugas Arman.
Diceritakan Arman, pernah juga gerobaknya di langgar sepeda motor, namun karena merasa sama-sama mengakui kesalahannya akhirnya sama-sama perbaiki sendiri. Dirinya mengatakan hasil yang didapat sangat lumayan berjualan di jembatan Jumrah ini. Apalagi ketika hari Kamis malam bahkan sabtu malam.
“Sehari bisa menghasilkan sebesar lima ratus ribu rupiah. Hal ini sudah termasuk modal. Kira-kira keuntungan didapat berkisar dua ratus ribu rupiah sehari,”pungkasnya. (andi wrc).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar