BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-Kekerasan terhadap wartawan ketika sedang mengambil foto
jatuhnya pesawat Hawk 200 milik TNI AU di Kampar mendapat kecaman. Bahkan anggota
DPRD Rokan Hilir ikut berbicara masalah ini ketika ditemui wartawan di gedung
DPRD Rokan Hilir (Rohil) jalan Merdeka Bagansiapiapi, Selasa (16/10).
“Kami dapatkan informasi ada
pemukulan itu, pada dasarnya kita kesalkan hal itu terjadi. Apalagi kejadian
itu terhadap wartawan yang sedang menjalankan tugasnya sebagai jurnalis,”ujar
Abu Khoiri.
Dia mengatakan bahwa wartawan saat
itu sedang melaksanakan tugasnya agar masyarakat tahu kejadian sebenarnya.
Karena, disebutnya masyarakat berhak tahu terkait informasi tersebut.
Diharapkannya kepada pihak terkait dapat mengusut tuntas hal ini.
“Saling menunjang kegiatan, tidak
perlu kekerasan. Kita sesalkan hal ini,”katanya.
Dia menyayangkan aksi penganiayaan
yang dilakukan oleh oknum TNI AU tersebut. Dikatakannya Pers sebagai jurnalis
bekerja dalam melakukan peliputan dilindungi oleh UU Pers nomor 40 tahu 1999.
Oleh sebab itu diharapkannya kepada para petinggi TNI segera mengusut tuntas
kasus kekerasan terhadap wartawan di Kampar demi tegaknya supremasi hukum di
NKRI. Sebenarnya, lanjutnya mengatakan TNI AU tidak perlu menggunakan kekerasan
dalam melakukan pengamanan dan keamanan, apalagi lanjutnya mengatakan terhadap
insane pers.
“Sekali lagi kejadian ini sangat
disayangkan karena tindakan main hakim sendiri dan merampas tustel jurnalis
tersebut di lakukan oleh oknum aparat TNI AU. Kita berharap kebijakan petinggi
TNI AU untuk menindak lanjuti kasus ini sehingga kedepannya kejadian ini tidak
perlu terulang kembali. TNI dendiri merupakan mitra sehingga tidak sepantasnya
melakukan tindakan tersebut,”pungkasnya. (krc 01)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar