Sabtu, 26 November 2011

Batam Mencekam, Pasca Demo tuntutan Buruh minta UMK Naik


BATAM,KABARROHIL- Pasca dua hari aksi demo oleh para Buruh di Batam menuntut Upah Minimum Kota Rp 1,7 juta, kondisi kota Batam, Kepulauan Riau kian mencekam. Sejumlah kantor pemerintahan Batam terlihat menutup pagar pintu masuk, tanpa tampak aktivitas termasuk pusat perbelanjaan yang menyebar di Batam. Massa  semakin  terus melakukan sweeping terhadap sejumlah perusahaan yang masih mempekerjakan karyawannya. Malahan, ruko-ruko yang ada di hampir seluruh ruas jalan tutup akibat  takut dirusak dan dijarah pendemo. Pasukan aparat kepolisian berjaga di kantor kejari, kantor DPRD Batam dan kantor walikota Batam bahkan kawat berduri dipasang pada pintu masuk kantor walikota Batam jalan engku Putri Barelang Batam Center, Batam, Jumat (25/11).

Ratusan massa konvoi dengan berkenderaan motor di jalan engku membuat pengusaha makanan dan minuman dengan secepat kilat menutup rolling door toko. Ketika itu KABARROHIL sedang menikmati makan siang di rumah makan Yong Kee. Tampak wajah salah satu pengunjung rumah makan tersebut berpakaian batik dengan handel HP di telinganya merasa gugup. Retoran chine situ berlokasi sekira 500 meter dari kantor walikota batam.

“Kami di informasikan jangan berpakaian batik. Karena jika berpakaian batik dianggap orang pemkot,’ujar pria setangah baya itu membuka baju batik sehingga tersisa kos oblong dalam saja.

Selang berapa lama dari konvoi ratusan kenderaan bermotor lewat lagi konvoi aparat kepolisian dengan berjaket dan rompi hitam. Konvoi bersepeda motor juga diikuti oleh mobil patrol. Suara deru kenderaan dan bel kenderaan berbunyi terus mengiringi konvoi itu. Sang pemilik restoranpun merasa ragu terhadap keamanan usahanya.    

"Maaf pak, lebih baik bapak ganti baju. Ketimbang massa menyerbu tempat ini," celetuk Anton, sang pemilik restoran terengah-engah memohon kepada Indra yang kebetulan rela menemani KABARROHIL sejak dari tempat penginapan Pusat Informasi Haji.  Saat itu juga, Indra  minta bantuan temannya yang ikut bersama  kami untuk mengambilkan baju yang  telah ia siapkan dari rumahnya tertinggal didalam mobil masih terparkir di depan resto.

Antisipasi meluasnya kondisi Batam yang kian memanas,  Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Kepulauan Riau, Brigadir Jenderal Polisi, Raden Budi mengintruksikan kepada bawahannya untuk terus menggelar patroli menyusuri seluruh sudut kota.

Informasi yang didapat dan dihimpun sedikitnya 15 orang pendemo telah diamankan pihak kepolisian. Ke-15 orang  yang diamanakan itu yakni, Dedi Eko Putra yang diduga sebagai provokator, Johan Wasis (memiliki KTP Palsu), Petrus  (turut diamankan bersamanya panah berikut busurnya), Nopianto, Adiron, Sudarmadi, Zulkifli, Andi Putra, Mergan Alfiansyah, Syafrizal, Harianto, Arjon Simanjuntak dan Ismail.


Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam, Nada Faza Soraya kepada sejumlah wartawan di tempat terpisah menghimbau kepada seluruh buruh agar dapat menahan diri. "Pekerja dan pengusaha merupakan bagian yang tak terpisahkan. Untuk itu, para pendemo diharapkan dapat menyampaikan tuntutannya dengan cara yang lebih baik. Kemudian, kepada Penko Batam harus pula menyikapi hal ini dengan lebih bijak ketimbang cara yang dilakukan para pendemo," pintanya.

Hasil pantauan di lokasi, pasca aksi ribuan buruh  telah merusak berbagai fasilitas  kantor Walikota termasuk kaca bagian depan, pagar stenlis steel yang rubuh, pos penjagaan  porak poranda. Belum lagi, sejumlah trafick light rusak berikut mobil dinas, sepeda motor dan pos-pos polisi serta fasilitas lainnya.

"Sekarang ini situasinya mulai berangsur kondusif. Namun begitu, mereka (pemilik toko, red) pasti masih takut kalau-kalau terjadi lagi demo susulan yang berkemungkinan berujung pada penjarahan di tempat - tempat pusat perbelanjaan," sebut Andi, salah satu warga Batam yang kecewa karena harus pulang kerumah akibat Mega Mall di kawasan Batam Center tutup. (andi krc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar