BATAM,KABARROHIL- Pasca
dua hari aksi demo oleh para Buruh di Batam menuntut Upah Minimum Kota Rp 1,7
juta, kondisi kota Batam, Kepulauan Riau kian mencekam. Sejumlah kantor
pemerintahan Batam terlihat menutup pagar pintu masuk, tanpa tampak aktivitas
termasuk pusat perbelanjaan yang menyebar di Batam. Massa semakin terus melakukan sweeping terhadap sejumlah
perusahaan yang masih mempekerjakan karyawannya. Malahan, ruko-ruko yang ada di
hampir seluruh ruas jalan tutup akibat takut dirusak dan dijarah pendemo. Pasukan
aparat kepolisian berjaga di kantor kejari, kantor DPRD Batam dan kantor
walikota Batam bahkan kawat berduri dipasang pada pintu masuk kantor walikota
Batam jalan engku Putri Barelang Batam Center, Batam, Jumat (25/11).
Ratusan massa konvoi dengan
berkenderaan motor di jalan engku membuat pengusaha makanan dan minuman dengan
secepat kilat menutup rolling door toko. Ketika itu KABARROHIL sedang menikmati makan siang di rumah makan Yong Kee. Tampak
wajah salah satu pengunjung rumah makan tersebut berpakaian batik dengan handel
HP di telinganya merasa gugup. Retoran chine situ berlokasi sekira 500 meter
dari kantor walikota batam.
“Kami di informasikan jangan
berpakaian batik. Karena jika berpakaian batik dianggap orang pemkot,’ujar pria
setangah baya itu membuka baju batik sehingga tersisa kos oblong dalam saja.
Selang berapa lama dari konvoi ratusan
kenderaan bermotor lewat lagi konvoi aparat kepolisian dengan berjaket dan
rompi hitam. Konvoi bersepeda motor juga diikuti oleh mobil patrol. Suara deru
kenderaan dan bel kenderaan berbunyi terus mengiringi konvoi itu. Sang pemilik
restoranpun merasa ragu terhadap keamanan usahanya.
"Maaf pak, lebih baik bapak
ganti baju. Ketimbang massa menyerbu tempat ini," celetuk Anton, sang
pemilik restoran terengah-engah memohon kepada Indra yang kebetulan rela
menemani KABARROHIL sejak dari tempat penginapan Pusat Informasi Haji. Saat itu juga, Indra minta bantuan temannya yang ikut bersama kami untuk mengambilkan baju yang telah ia siapkan dari rumahnya tertinggal didalam
mobil masih terparkir di depan resto.
Antisipasi meluasnya kondisi
Batam yang kian memanas, Kepala Polisi
Daerah (Kapolda) Kepulauan Riau, Brigadir Jenderal Polisi, Raden Budi
mengintruksikan kepada bawahannya untuk terus menggelar patroli menyusuri
seluruh sudut kota.
Informasi yang didapat dan
dihimpun sedikitnya 15 orang pendemo telah diamankan pihak kepolisian. Ke-15
orang yang diamanakan itu yakni, Dedi
Eko Putra yang diduga sebagai provokator, Johan Wasis (memiliki KTP Palsu),
Petrus (turut diamankan bersamanya panah
berikut busurnya), Nopianto, Adiron, Sudarmadi, Zulkifli, Andi Putra, Mergan
Alfiansyah, Syafrizal, Harianto, Arjon Simanjuntak dan Ismail.
Ketua Kamar Dagang dan Industri
(Kadin) Batam, Nada Faza Soraya kepada sejumlah wartawan di tempat terpisah
menghimbau kepada seluruh buruh agar dapat menahan diri. "Pekerja dan
pengusaha merupakan bagian yang tak terpisahkan. Untuk itu, para pendemo
diharapkan dapat menyampaikan tuntutannya dengan cara yang lebih baik.
Kemudian, kepada Penko Batam harus pula menyikapi hal ini dengan lebih bijak
ketimbang cara yang dilakukan para pendemo," pintanya.
Hasil pantauan di lokasi, pasca aksi
ribuan buruh telah merusak berbagai
fasilitas kantor Walikota termasuk kaca
bagian depan, pagar stenlis steel yang rubuh, pos penjagaan porak poranda. Belum lagi, sejumlah trafick
light rusak berikut mobil dinas, sepeda motor dan pos-pos polisi serta
fasilitas lainnya.
"Sekarang ini situasinya
mulai berangsur kondusif. Namun begitu, mereka (pemilik toko, red) pasti masih
takut kalau-kalau terjadi lagi demo susulan yang berkemungkinan berujung pada
penjarahan di tempat - tempat pusat perbelanjaan," sebut Andi, salah satu
warga Batam yang kecewa karena harus pulang kerumah akibat Mega Mall di kawasan
Batam Center tutup. (andi krc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar