Kamis, 05 Januari 2012

Masyarakat bukan menjadi penonton di daerahnya sendiri


“Atas ungkapan juru bicara pansus IV DPRD Rohil dalam siding paripurna desember 2011 lalu terhadap bupati kabupaten Rokan hilir, H.Annas Maamun akhirnya elemen masyarakat juga ikut bersuara karena mereka tidak ingin menjadi penonton didaerahnya sendiri”

BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-Selaku bagian dari elemen unsure masyarakat Rokan Hilir (Rohil) harus menapik ungkapan yang dilantunkan oleh Anggota DPRD Rohil pansus IV dalam siding paripurna Desember 2011 lalu terhadap bupati kabupaten Rokan Hilir, H.Annas Maamun. Karena Bupati kabupaten Rokan Hilir adalah merupakan pilihan rakyat begitu juga anggota DPRD Rohil adalah juga pilihan rakyat. Hal ini karena anggota DPRD Rohil harus intropeksi terhadap lingkungannya sendiri terlebih dahulu barulah intropeksi orang lain. Tugas anggota DPRD Rohil adalah sebagai pengawasan yang segala tindak tanduknya juga diawasi oleh rakyat. Demikian ditegaskan oleh Darwin Murin wakil ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Rohil kepada KABARROHIL, Kamis (5/1) yang disebutnya baru saja mengikuti Munas VIII PPM di Medan.
wakil ketua PPM Rohil Darwin Murin (kiri)

“Selaku anggota DPRD Rohil harus melakukan tupoksinya sebagai pengawas dan legislasi. Lagipula harus intropeksi lingkungan sendiri terlebih dahulu barulah ngomong untuk intropeksi orang lain. Anggota Dewan jangan asal bicara karena bukan rahasia umum lagi, masyarakat juga punya catatan hitam buat oknum anggota DPRD Rohil yang kerjanya bermain proyek pembangunan. Lihat internal DPRD Rohil dulu apakah memang sudah bersih? Yang jelas DPRD Rohil tidak ada lagi kepentingan perjuangan untuk masyarakatnya apalagi menyikapi aspirasi masyarakat,”ujar Darwin.

Disebut Darwin, sejatinya anggota DPRD Rohil harus punya ide kreatif atau inisiatif. Lanjutnya mengatakan selaku anggota Dewan yang terhormat dan tidak kalah pentingnya control atau fungsi pengawasan terhadap proyek-proyek pembangunan yang terkendala di wilayah Rohil ini.

“Bagaimana bisa mengoptimalkan sector pengawasan pembangunan daerah jika ada oknum DPRD Rohil juga ikut andil bermain dalam pengerjaan proyek pembangunan daerah,”ungkap Darwin.

Dijelaskannya lagi, sesuai hasil observasi dan investigasinya dilapangan tidak sedikit proyek pembangunan yang terbengkalai dan tidak selesai dikerjakan. Bahkan proyek pembangunan tersebut diambang kehancuran sehingga disebutnya berapa banyak dana yang terserap pada proyek tersebut tidak dapat difungsikan dengan baik.

“Bukan rahasia umum lagi proyek di jalan bintang dan jalan kecamatan yang dikerjakan anggota dewan tidak dapat difungsikan. Bukan malah mencecar bupati seenaknya saja, karena bupati H.Annas Maamun tidak sedikit jasa dan penghargaannya bagi daerah Rokan Hilir bahkan bangsa dan Negara seperti bintang kehormatan lencana veteran pejuang kemerdekaan RI. Juru bicara Pansus IV anggota DPRD Rohil  jangan asal bicara dan melontarkan kata catatan hitam tanpa intropeksi kedalam. Diharapkan Dewan kehormatan DPRD Rohil mengusut dibalik semua ini dan mengklarifikasi apa yang dirumuskan oleh Pansus IV tersebut karena hal ini menyangkut moralitas,”tegas Darwin.

Hal senada juga diungkap oleh Edi Mukhtar, Dia mengatakan bahwa secara tidak langsung H.Annas Maamun yang dulunya ketua DPRD Rohil itu telah membesarkan anak harimau. Disebutnya  masyarakat sudah tahu track rcord oknum anggota DPRD Rohil sebelumnya yang tidak punya nama yang kemudian dibesarkan oleh Bupati H.Annas Maamun  baik melalui institusi partai, maupun didunia usaha.

“Jelasnya masyarakat tidak diam dan tidak ingin menjadi penonton di negerinya sendiri,”pungkas Edi Mukhtar. (andi krc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar