Misran Rais :
Mereka tidak berhasil mendarat
BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-Pada pertengahan Januari tahun 1949 kota
Bagansiapiapi diduduki oleh Militer Belanda. Akhirnya Pemerintah Darurat
Republik Indonesia (PDRI) kecamatan bangko pindah ke Bangko Kanan. Demikian
diungkap Sersan I Misran Rais mengenang kembali perjuangannya di daerah
sepanjang Sungai Rokan kepada KABARROHIL, Sabtu (5/5).
“Yang menjadi kepala pemerintahan
sekaligus menjadi komandan militer, camat militer kecamatan Bangko pertama
adalah Abdullah Sukub sedangkan wakil camat Militer adalah Maamun (Maamun OK
Lawi, orang tua bupati Rohil H.Annas Maamun, red). Kedua-duanya berpangkat Letnan I Tetuler,”tutur pencipta lagu Mars
dan Hymne Rokan Hilir ini.
Dijelaskannya, tempo itu pemuda
dan pejuang yang tergabung menjadi
anggota komando pangkalan gerilya (KPG) sebanyak 101 orang dan staff Markas
sebanyak 31 orang. Kemudian itu dilanjutkannya, Abdullah Sukub pindah ke Dumai.
“Tugas camat militer kemudian
dijabat oleh Maamun,”jelasnya.
Lanjutnya mengatakan pada awal
pebruari 1949 militer Belanda menyerang Bangko Kanan. Akhirnya terjadi kontak
senjata pertama,sebutnya. Karena persenjataan KPG yang tidak seimbang akhirnya
pasukan KPG mundur. Militer Belanda kemudian langsung berangkat ke Tanah Putih
dan dapat didudukinya.
“Penyerangan Militer Belanda ke
dua terjadi pada bulan April tahun 1949,”terangnya.
Disebutnya, pemerintah darurat RI
kecamatan Bangko pada saat itu sudah berpindah-pindah tempat ke Pematang Ibul,
pematang Semut, bahkan hingga ke Pematang di Hulu Sungai Bangko. Dijelaskannya,
Militer Belanda senantiasa mencari Camat militer Maamun.
“Karena yang dicari tidak
ditemukan maka Mahara isterinya Maamun beserta anak-anaknya ditawan,”ujar
Misran Rais.
Dikatakan Misran, kemudian mereka
dibawa ke Tanah Putih selanjutnya Militer Belanda menuju Hulu Sungai Rokan.
Disebut Misran kampong Sedinginan tidak disinggahinya karena mereka terus
menuju Rantau Kopar. Dijelaskannya Gudang P3 (Pusat Perbekalan Pejuang) saat
itu sudah dibumi hangus.
“Pertempuran terus berlangsung
kapal RP Belanda tidak bisa mendarat, mereka berputar-putar sambil menembak membabi buta ke
darat. Pasukan KPG tetap bertahan di parit-parit sebagai benteng pertahanan.
Sekali-kali membalas tembakan. Pertempuran berlangsung hingga sore, akhirnya
kapal RP Belanda meninggalkan rantau kopar. Mereka tidak berhasil
mendarat,”tandasnya. (andi krc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar