Kamis, 13 September 2012

Tanggapan Pemerintah daerah tentang pencemaran air sungai Rokan, peralatan endoscopy, Bor Tulang dan abrasi jembatan jumrah.



BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-Mengenai pencemaran yang terjadi disepanjang sungai Rokan di kepenghuluan air hitam kecamatan Pujud yang berdampak pada perekonomian masyarakat yang sebahagian bermata pencaharian nelayan yang juga berdampak terhadap kesehatan maka Pemerintah Daerah Rokan Hilir melalui Bapedalda Rohil akan melakukan peninjauan disepanjang aliran sungai Rokan khususnya di kepenghluan air hitam untuk pengambilan simple atau contoh air yang berguna untuk dibawa ke laboratotium untuk mengetahui tingkat pencemaran yang terjadi. Demikian dikatakan oleh Wabup H.Suyatno dalam menanggapi pandangan umum fraksi-fraksi di sidang paripurna DPRD Rohil jalan Merdeka Bagansiapiapi, kamis (13/9).

“Selanjutnya disusun rencana langkah penanggulangan yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan pencemaran tersebut,”tuturnya.

Sedangkan menanggapi pandangan umum fraksi kebangkitan Nasional Sejahtera (KNS) agar para kontraktor yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan untuk ditindak tegas. Pemerintah dalam hal ini terlebih dahulu akan menginventarisir kegiatan yang sampai saat ini penyelesaian fisiknya belum terselesaikan. Setelah di inventaris maka akan di koordinasikan dengan SKPD yang nantinya diharapkan dapat merumuskan langkah-langkah dan tindakan yang akan diambil sesuai dengan permasalahan yang ditemukan.

Tentang alat Endoscopy dan Bor tulang yang dianggarkan dalam rancangan perubahan APBD tahun 2012 pada RSUD Dr Pratomo disampaikan bahwa pengoperasian peralatan tersebut telah memiliki tenaga dokter penyakit dalam yang telah terlatih sebagai operator endoscopy.

"Tahun ini direncanakan akan dilatih tenaga tambahan sebagai operator dan asisten operator endoscopy,"ujarnya.

Sedangkan untuk peralatan bor tulang saat ini telah memiliki dua orang dokter spesialis bedah yang dapat menggunakan alat tersebut sesuai kompetensinya.

Berkenaan dengan abrasi yang terjadi di kawasan jumrah kecamatan Rimba Melintang yang telah mengancam eksistensi jembatan jumrah sebagai penghubung lintas Bagansiapiapi ke Ujung Tanjung telah dibicarakan pada musrenbang tingkat provinsi Riau, karena jalan dan jembatan tersebut penanganannya merupakan tanggung jawab pihak provinsi Riau.

"Karena jembatan tersebut merupakan urat nadi transportasi menuju kota Bagansiapiapi maka pemerintah daerah melalui dinas bina marga dan pengairan akan melakukan konsultasi dengan ahli kontruksi yang ada untuk menentukan langkah terbaik yang harus diambil dalam menangani masalah tersebut,"pungkas wabup H.Suyatno. (andi krc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar