SIARANG ARANG,KABARROHIL-Bupati
kabupaten Rokan Hilir H.Annas Maamun mengutus sejumlah SKPD untuk melihat langsung kondisi peradapan suku sakai di
desa Babusalam kecamatan Pujud. Hal ini setelah sejumlah keluarga suku sakai
dalam Ikatan masyarakat Sakai mandiri
(IKMSM) menemui orang nomor satu di Rohil di kantor Bupati jalan
Merdeka Bagansiapiapi, Kamis (20/4) kemaren.
Dalam melanjuti
perintah Bupati H.Annas Maamun agar berkunjung ke masyarakat suku sakai di jalan perikanan dusun VIII Boncah
Ibul kepenghuluan Siarang Arang, Jumat (21/4) itu ikut serta Kadis Perkebunan
Syahrial.S.Sos, pihak pendidikan dalam hal ini diwakili oleh sekretarisnya Azwar,
Kabag kesra Rahmatul Zamri dan sejumlah
pihak Bapemas. Didalam perjalanan memasuki wilayah Pujud rombongan diterima camat Pujud Hashym dan sejumlah staffnya yang kemudian menuju lokasi perkampungan Sakai.
Meskinpun berjarak tempuh sekitar
120 km dari kota Bagansiapiapi perjalanan melalui mobil akhirnya tiba juga di perkampungan suku sakai
tersebut dengan menempuh waktu sekira tiga jam. Rombongan disambut oleh masyarakat Sakai yang telah menanti kedatangan dengan berkelompok-kelompok duduk di pinggir jalan. Mereka menggunakan kaos yang diberi oleh orang nomor satu di Rohil
pada kamis kemaren. Tampak Batin Modan dan ketua kekerapatan adat masyarakat
sakai Batin Amri memimpin mereka. Mereka telah menunggu di simpang jalan perikanan Boncah ibul
yang merupakan kantor IKMSM. Ketika diberikan foto mereka bersama bupati Rohil H.Annas Maamun tampak wajah mereka sangat gembira.
Melihat langsung di lokasi tampak pandangan sangat miris, perkampungan sakai di pinggir jalan lintas manggala itu masih ada sejumlah rumah
papan yang sudah tua dan sangat memprihatinkan. Sedangkan ratusan hektar pohon sawit berada di areal berdekatan dengan halaman rumah mereka.
“Rumah tersebut dari pemberian di
jaman presiden Soeharto. Ada sekira sepuluh rumah namun sekarang tersisa hanya
beberapa rumah saja, sedangkan kebun sawit di dekat sini milik A Guan orang tionghoa sumatera utara,”sebut salah satu warga Sakai kepada KABARROHIL.
Bangunan Pendidikan Diniyah Takmiliyah (PDTA) Al Muwahhidin terletak di jalan lintas manggala persis di simpang
jalan menuju perkampungan sakai itu. Bangunan papan dengan dua lokal itu tampak
sudah usang tanpa cat. Disebelahnya juga terdapat Bangunan mesjid Darul Falah yang
berukuran berkisar 10 M x 20 M.
“Setiap sore belajar agama dua
jam untuk orang tua,”ujar Herman salah satu guru di masyarakat sakai itu sambil menunjuk
bangunan PDTA.
Selanjutnya rombongan menuju jalan
camat Syamzami, berjalan kaki sekira seratus meter ke perkampungan Sakai lainnya.
Bangunan Sekolah SD Marginal tersebut memiliki dua ruang. Satu ruang
dipergunakan untuk kantor sedangkan satu ruang lagi di sekat dengan meja kursi
enam pasang. Disebelahnya bangunan papan juga disekat dua ruang dengan
perlengkapan meja kursi seadanya.
“Guru sekolah ada 10 orang. Tahun lalu
SD Marginal menamatkan sebanyak 10 siswa bergabung ujian dengan SDN 010 Siarang arang.
Tahun ini ada lima siswa duduk dikelas enam. Bangunan dua local merupakan bangunan bantuan
tahun 2008 lalu. Saat ini ada 60 siswa belajar pagi, kelas satu dan kelas
dua belajar di PDTA,”papar Herman didampingi Erwan Kaur Pemerintahan kepenghuluan Siarang
arang.
Herman juga menjelaskan siswa lulus
dari SD Marginal ada yang putus ditengah jalan karena pelbagai persoalan. Disebutnya ada yang tidak mau sekolah karena tidak memiliki baju seragam, ada juga tidak mau sekolah karena membantu orang tuanya mencari ikan. Bahkan ada juga setelah lulus SD
tidak mau melanjutkan ke jenjang SMP. Hal ini, disebutnya kerena jlokasi sekolah. SMP jauh yakni sekitar
satu kilo dari perkampungan Sakai ini. Sementara SMA sekitar empat kilo dari perkampungan mereka yakni di
Siarang arang.
Pihak Bapemas mendata rumah kumuh di perkampungan Sakai
ini. Sedangkan sekretaris pendidikan Azwar juga mendata bangunan sekolah yang perlu dibenahi. “Hasil survey ini kami laporkan kepada bupati H.Annas Maamun untuk selanjutnya
membuat program sesuai arahan,’ujar Azwar.
Sedangkan Kadis Perkebunan
Syahrial.S.Sos mengatakan setelah mensurvey di lokasi bahwa dirinya merencanakan membuat
program tanaman hidup di masing masing rumah suku sakai itu. Dia mengatakan
setelah melihat kondisi tanah di halaman rumah mereka maka pelbagai tanaman bisa di terapkan di perkampungan
sakai ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar