Sabtu, 21 April 2012

Sejumlah pihak SKPD kunjungi perkampungan Sakai di Boncah Ibul kepenghuluan siarang arang, pujud


SIARANG ARANG,KABARROHIL-Bupati kabupaten Rokan Hilir H.Annas Maamun mengutus  sejumlah SKPD untuk melihat langsung kondisi peradapan suku sakai di desa Babusalam kecamatan Pujud. Hal ini setelah sejumlah keluarga suku sakai dalam  Ikatan masyarakat Sakai mandiri (IKMSM) menemui orang nomor satu di Rohil di kantor Bupati jalan Merdeka Bagansiapiapi, Kamis (20/4) kemaren.

Dalam melanjuti perintah Bupati H.Annas Maamun agar berkunjung ke masyarakat suku sakai di jalan perikanan dusun VIII Boncah Ibul kepenghuluan Siarang Arang, Jumat (21/4) itu ikut serta Kadis Perkebunan Syahrial.S.Sos, pihak pendidikan dalam hal ini diwakili oleh sekretarisnya Azwar, Kabag kesra Rahmatul Zamri dan  sejumlah pihak Bapemas. Didalam perjalanan memasuki wilayah Pujud rombongan diterima camat Pujud Hashym dan sejumlah staffnya yang kemudian menuju lokasi perkampungan Sakai.

Meskinpun berjarak tempuh sekitar 120 km dari kota Bagansiapiapi perjalanan melalui mobil  akhirnya tiba juga di perkampungan suku sakai tersebut dengan menempuh waktu sekira tiga jam. Rombongan disambut oleh masyarakat Sakai yang telah menanti kedatangan dengan berkelompok-kelompok duduk di pinggir jalan. Mereka menggunakan kaos yang diberi  oleh orang nomor satu di Rohil pada kamis kemaren. Tampak Batin Modan dan ketua kekerapatan adat masyarakat sakai Batin Amri memimpin mereka. Mereka telah menunggu di simpang jalan perikanan Boncah ibul yang merupakan kantor IKMSM. Ketika diberikan foto mereka bersama bupati Rohil H.Annas Maamun tampak wajah mereka sangat gembira.

Melihat langsung di lokasi tampak pandangan sangat miris, perkampungan sakai di pinggir jalan lintas manggala itu masih ada sejumlah rumah papan yang sudah tua  dan sangat memprihatinkan. Sedangkan ratusan hektar pohon sawit berada di areal berdekatan dengan halaman rumah mereka.

“Rumah tersebut dari pemberian di jaman presiden Soeharto. Ada sekira sepuluh rumah namun sekarang tersisa hanya beberapa rumah saja, sedangkan kebun sawit di dekat sini milik A Guan orang tionghoa sumatera utara,”sebut salah satu warga Sakai kepada KABARROHIL.

Bangunan Pendidikan Diniyah Takmiliyah (PDTA) Al Muwahhidin terletak di jalan lintas manggala persis di simpang jalan menuju perkampungan sakai itu. Bangunan papan dengan dua lokal itu tampak  sudah usang tanpa cat. Disebelahnya juga terdapat Bangunan mesjid Darul Falah yang berukuran berkisar 10 M x 20 M.

“Setiap sore belajar agama dua jam untuk orang tua,”ujar Herman salah satu guru di masyarakat sakai itu sambil menunjuk bangunan PDTA.

Selanjutnya rombongan menuju jalan camat Syamzami, berjalan kaki sekira seratus meter ke perkampungan Sakai lainnya. Bangunan Sekolah SD Marginal tersebut memiliki dua ruang. Satu ruang dipergunakan untuk kantor sedangkan satu ruang lagi di sekat dengan meja kursi enam pasang. Disebelahnya bangunan papan juga disekat dua ruang dengan perlengkapan meja kursi seadanya.

“Guru sekolah ada 10 orang. Tahun lalu SD Marginal menamatkan sebanyak 10 siswa bergabung ujian dengan SDN 010 Siarang arang. Tahun ini ada lima siswa  duduk dikelas enam. Bangunan dua local merupakan bangunan bantuan tahun 2008 lalu. Saat ini ada 60 siswa belajar pagi, kelas satu dan kelas dua belajar di PDTA,”papar Herman didampingi Erwan Kaur Pemerintahan kepenghuluan Siarang arang.

Herman juga menjelaskan  siswa lulus  dari SD Marginal ada yang putus ditengah jalan karena pelbagai persoalan. Disebutnya ada yang tidak mau sekolah karena tidak memiliki baju seragam, ada juga tidak mau sekolah karena membantu orang tuanya mencari ikan. Bahkan ada juga setelah lulus SD tidak mau melanjutkan ke jenjang SMP. Hal ini, disebutnya kerena jlokasi sekolah. SMP jauh yakni sekitar satu kilo dari perkampungan Sakai ini. Sementara SMA sekitar empat kilo dari perkampungan mereka yakni di Siarang arang.

Pihak Bapemas  mendata rumah kumuh di perkampungan Sakai ini. Sedangkan sekretaris pendidikan Azwar juga mendata bangunan sekolah yang perlu dibenahi. “Hasil survey ini kami laporkan kepada bupati H.Annas Maamun untuk selanjutnya membuat program sesuai arahan,’ujar Azwar.

Sedangkan Kadis Perkebunan Syahrial.S.Sos mengatakan setelah mensurvey di lokasi bahwa dirinya  merencanakan membuat program tanaman hidup di masing masing rumah suku sakai itu. Dia mengatakan setelah melihat kondisi tanah di halaman rumah mereka maka pelbagai tanaman bisa di terapkan di perkampungan sakai ini.

“Direncanakan kita tanam langsung, yakni program tanaman hidup seperti tanaman kopi, durian, mangga dan cacao,”pungkasnya. (andi krc)












Tidak ada komentar:

Posting Komentar