Rabu, 02 Mei 2012

Wabup H.Suyatno irup peringatan Hardiknas di Rokan Hilir


BAGANSIAPIAPI, KABARROHIL-Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2012 di gelar di halaman kantor Bupati Rokan Hilir (Rohil) jalan Merdeka Bagansiapiapi, Rabu (2/5). Wakil bupati Rokan Hilir H.Suyatno dinobatkan sebagai Inspektur Upacara (Irup) di Hardiknas tersebut. Hadir mengikuti Upacara siswa SD,SMP dan SMA serta PNS, Ormas dilingkungan Pemdakab Rohil. Tampak di tribun utama ketua DPRD Rohil Nasrudin Hasan,  Setdakab Rohil Drs Wan Amir firdaus,Msi, Asisten pemdakab, ketua TP PKK Rohil hj Latifah Hanum Annas, ibu Hj Wan Mardiana Suyatno, Ibu Setdakab Rohil dan sejumlah kepada dinas badan dan kantor di lingkungan pemdakab Rohil.

Dalam sambutan menteri pendidikan dan kebudayaan Muhammad Nuh yang dibacakan oleh orang nomor dua di pemerintahan Rokan Hilir ini mengatakan melalui peringatan ini atas nama pemerintah menteri pendidikan dan kebudayaan menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh insane pendidikan, pemerintah daerah, organisasi yang bergerak di dunia pendidikan dan pemangku kepentingan lainnya.

“Atas segala ikhtiar kepedulian dan perhatian yang diberikan dalam menumbuhkembangkan dunia pendidikan,”tutur menteri pendidikan dan kebudayaan yang disampaikan wabup H.Suyatno.

Dia mengharapkan segala ikhtiar untuk memajukan dunia pendidikan menjadi semakin berkualitas dan akses pendidikan bagi rakyat Indonesia semakin terbuka dan dapat terwujud. Disebutnya, pada peringatan hari pendidikan nasional tahun ini kita bersyukur karena bidang kebudayaan telah kembali ke “rumah besar” pendidikan setelah terpisah lebih dari sepuluh tahun. Dijelaskannya, terhitung sejak 20 Oktober 2011 lalu kementerian telah berubah menjadi kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud,red). Hal ini disebutnya sebagaimana tertuang dalam peraturan presiden nomor 91 tahun 2011 tentang pembentukan dan organisasi kementerian Negara.

Dia menjelaskan, sejatinya kebudayaan tidak bisa dipisahkan dari pendidikan.  Begitu juga sebaliknya, pendidikan tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan. Dikatakannya ibarat dua keeping mata uang, yang satu dengan lainnya memiliki makna dan nilai yang sama. Dikatakannya, tidak bias dipisahkan karena didalam proses pendidikan ada penanaman nilai-bilai budaya. Namun demikian disebutnya, tambahan amanah ini jangan diartikan sebagai beban, melainkan sebagai kesempatan untuk menyempurnakan dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

Diungkapkannya, semua telah memahami kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan mobilitas fisik dan non fisik termasuk kebudayaan dan peradaban semakin tinggi.. Mobilitasi yang tinggi, disebutnya memunculkan dominasi peradaban tertentu,  benturan antar peradaban atau terbentuknya konvergensi peradaban. Oleh sebab itu peran dunia pendidikan menjadi penting dalam membangun peradaban bangsa yang didasarka atas jati diri dan karakter bangsa.

Disebutnya, tema bangkitnya generasi emas Indonesia pada hari pendidikan nasional tahun 2012 ini sejalan dengan hakikat pendidikan yang telah ditekankan oleh bapak pendidikan nasional kita yakni Ki Hajar Dewantoro sehingga pada hari kelahirannya diperingati sebagai hari pendidikan nasional.

Dikatakannya jika populasi usia produktif yang jumlahnya luar biasa pada periode 2010 sampai 2035 di kelola dan dimanfaatkan dengan baik maka disebutnya, insya Allah akan menjadi bonus demografi (demographic dividend,red) yang sangat berharga tetapi jika tidak maka bukan mustahil kesempatan emas tersebut menjadi bencana demografi (demographic disarter,red). Disebutnya kesempatan emas ini baru pertama kalinya terjadi sejak Indonesia merdeka.

“Disinilah peran strategis pembangunan bidang endidikan untuk mewujudkan hal itu menjadi sangat penting,”ujarnya.

Dijelaskannya periode 2010 sampai 2035 harus melakukan investasi besar-besaran dalam bidang pengembangan SDM sebagai upaya menyiapkan generasi 2045 yakni 100 tahun Indonesia merdeka. Oleh sebab itu diharuskan menyiapkan akses seluas-luasnya kepada seluruh anak bangsa untuk memasuki dunia pendidikan, dimulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD,red) sampai keperguruan tinggi.

“Tentu perluasan akses tersebut harus diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan, sekalipun kita semua memahami bahwa pendidikan itu adalah system rekayasa social terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan, keharkatan dan kemartabatan,”tandasnya.

Disebut menteri pendidikan, mempersiapkan generasi emas telah disiapkan kebijakan yang sistimatis, yang memungkinkan terjadinya mobilitas vertical secara massif.

“Untuk itu, mulai tahun 2011 telah dilakukan gerakan pendidikan anak usia dini, penuntasan dan peningkatan kualitas pendidikan dasar, penyiapan pendidikan menengah universal (PMU) yang insya Allah akam dimulai tahun 2013,”pungkasnya.  (andi krc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar