Selasa, 08 November 2011

PUISIKU

  • MELAYANG Karya :Andi Gun(Gandi Gonakovic)

    Langit biru......Laut biru.....hati biru......
    Semuanya biru, hanya ada bintang tiga di atas mengudara di cakrawala.
    Merah darahku berselubung dialam ragaku,
    Putih tulangku menyanggah kekuatanku.
    Aku ingat pekik merdeka berkumandang dua hari lalu,
    Tampa perang, tanpa senjata, hanya ada menaikkan bendera.
    Dan proklamasi dibaca saat detik-detik waktu tiba.
    Aku melayang.... mengudara,
    terbawa angin surga di fatamorgana.
    dicabik-cabik oleh penguasa didunia.
    korupsi, kolusi, nepotisme merajalela.
    mereka tak tahu milik siapa yang mereka dapat.
    Melayang.......
    Menerawang........
    Kapan Indonesia bisa betul-betul bisa.
    Bisa makan sendiri,
    Bisa kerja sendiri,
    Bisa tidur sendiri,
    bisa bangkit sendiri.



  • DIAM
    karya Andi Gun (Gandi Gonakovic)

    Engkau duduk terpaku bagaikan rumah tak beratap
    Kepanasan jika disiang bolong
    Kedinginan di malam melompong
    titik matahari melampias disegala peluru
    noda embun merontak menitis kalbu hati sendu
    Engkau berdiri kaku bagaikan dinding tak berpaku
    Diam ......., kelu....... kaku......menjadi batu
    membelah bumi ibu pertiwi.
    Engkau hanya bisu seribu bahasa yang tak bisa,
    Menghadap yang kuasa tengadah harapan
    Dibalik kelambu putih yang terselubung
    Diam bersahaja di bilik lahat bernisan batu.


  • JEMUR
    Buah karya Andi Gun(Gandi Gonakovic)

    Terik cipta sang khalik tembus kepanasan
    Sejuk juga cipta sang khalik kedinginan
    terang dan gelap dua sejoli tak terpisahkan
    Aku berjemur dipelataran pasir menantang pulau
    Fatamorgana menghiasi pelangi cinta
    berkeping-keping oleh hawa nan rindu
    Kemanapun larinya kan kukejar terbesik hati.
    tutur kata menghiasi rona-rona pertikaian
    kosa kata dihiasi dengan kerinduan
    Dalam subur yang perlu digali seribu meter
    jumpa sang kekasih hanya lewat dunia maya.



  • KOLONG
    Buah karya Andi Gun (Gandi Gonakovic)
    Tertatih merayap bisa dibilang karena hanya dua mata menatap,
    Aku sendiri tak tahu kemana akan pergi menampik hati nan sendu.
    Tiang-tiang berdiri kebingungan lihat anak bangsa tinggal sendirian,
    Tanah becek dilumuri hujan kemaren sore.
    Tertatih merayap bisa dibilang karena mata menatap sayu-sayu,
    Aku tak tahu kemana kan mengadu karena tiang-tiang hanya tinggal tiang saja.
    Berdiri aku terpaku tiang memuncak kelangit menggapai awan mererawang,
    Terbesit kata "Kemana aku mencari keadilan".
    Aku menoleh harapan yang tertoreh di jari-jemari siputri jemur,
    Yang hanya tinggal menunggu pejaka melamar untuk tinggal diam.
    Tiang-tiang bermuara kinipun muncul cahaya kemerlip,
    Tak tahu sampai kapan kolong menjadi mewah dan mewah ditampik kolong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar