Rabu, 05 September 2012

Atas laporan masyarakat, Satpol PP dan pihak Kecamatan Bangko gelar razia pekat


BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-Razia terhadap penyakit masyarakat (pekat,red) terutama terhadap warung-warung penjaja minuman memabukkan digelar di tiga titik, Selasa malam (4/9). Hal ini atas laporan masyarakat terhadap gangguan lingkungannya. Razia dikerahkan satu pleton petugas satpol PP beserta petugas camat kecamatan Bangko. Alhasil, .kurang  lebih 100 liter minuman tuak diamankan. Tampak dalam razia tersebut camat Bangko H. Nur Hidayat,SH, kepala Satpol PP Suryadi,SE, dan sejumlah lurah, penghulu dan pihak kecamatan Bangko.

“Atas laporan masyarakat yang menghadap ke kantor beberapa waktu lalu yng mengatakan telah terjadi keributan dan sangat mengganggu ketenteraman lingkungan mereka maka dilakukan razia pekat,”tutur camat Bangko H.Nur Hidayat,SH.

Disebutnya, razia pekat di lakukan di pasar tangko dan sekitarnya. Namun karena belum menghasilkan maka akhirnya mengarah ke sungai garam dan jalan Toba Bagansiapiapi.

“Sebetulnya atas laporan masyarakat jalan satria tangko dan sekitarnya,"jelasnya.

Sementara itu, Kepala satpol PP Suryadi,SE membenarkan bahwa operasi ini dilakukan merupakan razia terhadap pekat yang dilakukan dengan berkoordinasi bersama pihak kecamatan Baangko. Razia ini, disebutnya karena atas laporan masyarakat yang dapat meresahkan di lingkungannya terhadap ketertiban dan kenyamanan lingkungan akibat penjaja minuman tuak berkeliaran.

Lagi pula, lanjutnya Bagansiapiapi sebagai “negeri seribu kubah” sangat identik dengan melayu dan islam. Oleh sebab itu, pekat yang sangat mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat  senantiasa di lakukan razia agar menghindari ketidak nyamanan lingkungan bagi masyarakat setempat.

Sedangkan mereka yang terkena razia di arahkan dan didata. Mereka di berikan pengarahan dengan tindakan persuasive, sebutnya.

"Mereka tersebut diarahkan sebagai tindakan persuasif,"ujar Suryadi,SE.

Sedangkan, sejumlah penjaja minuman tuak yang diamankan dalam razia ini di giring ke kantor camat bangko jalan Utama Bagansiapiapi. Mereka tersebut di data dan diberikan tindakan pendekatan persuasive.

Salah satu penjaja tuak, Perguci (66) mengatakan bahwa dirinya sudah sejak lama sebagai penjual tuak. Dirinya mengaku sebelumnya sebagai penderes tuak dan sekaligus penjual. Namun karena kakinya sakit sehingga tidak mampu lagi memanjat pohon maka dirinya saat ini hanya sebagai penjual tuak saja. Tuak yang di jual saat ini, disebutnya merupakan tuak dari daerah sungai nyamuk. Dia mengatakan saban sore tuak dari sungai nyamuk ini diantar ke rumahnya. Dalam sehari tuak yang diantar kerumahnya sedikitnya sepuluh botol aqua size seliter.

"Tuak kita ambil dari sungai nyamuk ambil sebotol 3000 per liter,"ujar Parguci. (andi krc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar