Rabu, 23 November 2011

Abdul Rahib : Terima Kasih Ongah Annas, Kaki saya sudah terpasang


BAGANSIAPIAPi,KABARROHIL-Lelaki setengah baya  Abdul Rahib (49) sedang duduk menikmati kopi pahitnya.  Lelaki sudah berambut putih ini dengan mengenakan kaos putih duduk melonjorkan kakinya di tanah. Didampingi isterinya Darmiaty (44) duduk dikedai kopi miliknya. Kedai kopi sederhana diatas parit disimpang jalan Selamat Bagansiapiapi kedua insane ini mencari nafkah. Abdul Rahib dua tahun lampau kaki kanannya diamputasi karena penyakit diabetes.  Dirinya sebelumnya merupakan seorang nelayan. Namun akhirnya selama dua tahun hidupnya hanya bergantung pada tongkat yang menyanggah dikapit pangkal kedua lengannya karena kaki kanannya harus dipotong hingga hamper lutut. Sebelumnya terlebih dahulu jarinya dipotong karena penyakit diabetes yang dialaminya. Namun sekarang dirinya sudah bisa berjalan dengan kedua kakinya meskinpun kaki kanannya adalah kaki palsu.

“Usaha untuk mendapatkan kaki palsu memang sudah ada sejak setahun lalu. Ada yang menawarkan kaki palsu ke saya. Namun karena tidak ada uang sejuta rupiah seperti yang ditawarkannya akhirnya lenyaplah kaki palsu itu,”terang Abdul Rahib ketika ditemui KABARROHIL, Selasa (22/11).

Dikatakannya setelah mencari informasi yang Ia dapat dari tetangga satu jalan bernama Budi.S, maka dirinyapun merasa lega, akhirnya mengurus surat miskin lalu membuat permohonan kepada Bupati Rokan Hilir melalui Dinas sosial. Dalam jaangka waktu seminggu kemudian dirinya diperiksa kesehatan dan diukur bentuk kaki yang diperuntukkan, paparnya.

“Alhamdulillah kaki palsu yang saya dambakan akhirnya terwujud. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada bupati kabupaten Rokan Hilir , Kadis Sosial, Said Zen, pak Budi, dan pak Zuraini yang telah membantu sehingga saya mendapatkan kaki palsu ini. Terima kasih Ongah Annas, kaki saya sudah terpasang,”ujarnya dengan mata berlinang.

Dia tak menyangka juga ketika  akhirnya  bersama rekan-rekan senasib penyandang cacat yang mengalami kaki dan tangan putus mendapat perhatian dari Pemkab Rohil. Akhirnya dia dan rekan-rekan didampingi dari dinas sosial Rokan Hilir , Sugianto, Safikurrahmat, Alfizarman dan Zuraini sebagai ketua rombongan berangkat ke Solo.

“Saya seumur-umur baru kali ini menaiki pesawat udara. Pertamanya sih gamang juga ketika naik pesawat  dari Pekanbaru ke Jakarta. Namun akhirnya saya tahan-tahankan. Di Bandara Jakarta kami disambut dengan dipanggul menuju kursi roda yang telah ada, lalu langsung dari Jakarta ke solo. Kami sangat diperhatikan sekali,’jelasnya.

Dia sangat berterima kasih kepada Dinas sosial Rohil dimana dalam perjalanan mereka diservis dengan baik. Mereka tidak dibeda-bedakan baik menginap, makan dan lainnya antara pendamping dengan penyandang cacat. “Kami sangat bangga sekali. Terima kasih atas servis dan pelayanan yang memuaskan terhadap kami penyandang cacat ini. Kami bersyukur terhadap pelayanan dari dinas sosial Rokan Hilir yang menempatkan kami di hotel Trio Solo. Pulangpun kami naik pesawat yang membanggakan bagi kami sebagai penyandang cacat,”ujar Abdul Rahib yang tinggal di RT 16/RW 03 jalan Selamat Bagansiapiapi ini.

Setibanya di Balai Besar Rehabilitasi Sosial  Solo Bina Daksa (BBRSBD,red) tersebut, Ia dan rekan-rakan kemudian dipasangkan kaki palsu yang kemudian dilatih untuk menggunakannya dan berjalan. “Sesuai tutor mengatakan untuk pertamanya masih menggunakan tongkat dua. Selanjutnya memakai tongkat satu dan akhirnya dibiasakan dengan tidak memakai tongkat. Alhamdulillah saat ini baru empat hari di Bagansiapiapi sudah bisa mengguhit becak. Saking bahagianya dalam satu hari ini saya berkelilig kota mengguhit becak,”tandas Abdul Rahib yang telah mempunyai anak enam ini.

Dalam rasa berterima kasihnya kepada pemdakab Rohil, Dia pun mengharapkan adanya bantuan sebuah becak Honda untuk menghidupi keluarganya. Karena Dia juga ingin seperti manusia biasa yang bertanggung jawab kepada anak dan isteri. Lanjutnya,  menerangkan sudah tiga tahun dia mengganggur karena hanya mengharapkan sandaran di tongkat, tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya duduk dikedai kopi usaha kecil-kecilan isterinya. Itupun, disebutnya karena ada yang merasa prihatin terhadap dirinya dengan memberikan usaha kedai kopi kepada isterinya untuk berusaha.  Namun setelah ada kaki palsu kali ini dia optimis jika memiliki becak honda dapat menghidupi tiga orang anaknya yang sekarang masih sekolah SMA, SMP dan SD.

“Mudah-mudahan harapan untuk bisa memiliki becak Honda terwujud agar dapat menghidupi anak dan isteri,”pungkasnya berharap. (andi krc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar