BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-Semakin besar biaya penghidupan untuk
menghidupi keluarganya, seorang pendayung becak terpaksa alih propesi sebagai
seorang pemulung, Hal ini karena propesi sebagai pemulung lebih menjanjikan
ketimbang berkerja sebagai tukang becak. Demikian dikatakan oleh Masnur (50)
kepada kabarrohil,Senin (11/3/2013).
“Tuntutan biaya hidup, bagi keluarga saya sekarang sudah
amat tinggi, bekerja selaku pendayung becak tidak lagi mencukupi untuk memenuhi
biaya hidup,maka saya mengambil kesimpulan untuk merubah pola pencarian bekerja
sebagai pemulung,”jelasnya.
Dia menegaskan jikalau diteruskan bekerja hanya sebagai pendayung
becak sudah tidak menjanjikan lagi untuk memenuhi kebutuhan Hidup keluarga.
“Sempat beberapa bulan saya tidak melakukan aktifitas karena
sakit ada pembengkakan di bagian kaki saya. Alhamdulillah sekarang sudah mulai
sembuh. Berhubung kebutuhan hidup, saya dan istri kembali melakukkan aktifitas
mencari botol-botol dan karton bekas untuk kebutuhan hidup kami,”katanya.
Dia menegaskan dari hasil mencari botol botol bekas tersebut
dan juga kardus bekas kadangkala mendapatkan satu karung untuk kemudian
dibersihkan. Selanjutnya dijual kepada penampung botol dan kardus tersebut.
Dengan penghasilan sebesar Rp 30 ribu maka dirinya dapat belanja sehari.
“Sehari kadang dapat satu goni botol aqua bekas ditambah
karton bekas,selanjutnya dijual di tempat penampungan dan harga hasil penjualan
satu goni botol aqua bekas di
perhitungkan uangnya hanya tiga puluh ribu rupiah,alhamdulillah sudah bisa kami
gunakan untuk belanja sehari-hari"kata Masnur.
Becak barang kepunyannya merupakan alat transportasi untuk
membawa barang pungutan untuk kemudian dijual kepada penampungnya. Saban hari
pekerjaan tersebut dilakukannya. Kadangkala sendiri, lanjutnya mengatakan
kadangkala juga bersama isterinya.
“Saya berdoa selalu semoga kedepannya penghidupan kami bisa
lebih baik dari sekarang ini"harap Masnur sambil mendayungkan becak
barangnya. (AgS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar